''Konsep Kepemimpinan Rasulullah SAW.''

''Konsep Kepemimpinan Rasulullah SAW.''

- Wednesday, March 20, 2019


''KATA PENGANTAR''


Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur kepada Allah atas segala nikmat dan karunia. Atas segala petunjuk dan hidayah, ilmu dan hikmah, agar manusia bia mengatur kehidupan di muka bumi. Salawat dan salam kami sampaikan kepada rasul terakhir, Nabi Muhammad SAW., yang telah membimbing umat beliau dengan hukum dan hikmah yang bersumber dari Allah swt.
            Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Wasalamualaikum wr.wb.
Takengon, 23 Desember 2018
Penulis


ABDI GUNAWAN






DAFTAR ISI
Kata Pengantaar................................................................................................. 2
Daftar Isi ........................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A.        Latar belakang masalah ........................................................................ 3
B.        Runusan Masalah .................................................................................. 3
C.        Tujuan ................................................................................................... 3
D.        Manfaat.................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
 A.       Konsef Kepemimpinan Rasulullah SAW ............................................. 5
B.        Transformasi Konsep Kepemimpinsn Rassulullah Sebagai Arah perjuangan Kader HmI ......................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A.        Kesimpulan.......................................................................................... 16
B.        Saran.................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................17
 
BAB I
PENDAHULUAN

Manusia adalah ciptakan Allah SWT. Yang paling sempurna dari pada ciptaan lainya, manusia diberikan akal untuk berpikir dimana akal ini bisa membawa  manusia ke lepel tertinggi yaitu sebagai pemimpin dari ciptaan Allah di muka bumi ini, manusia mempunyai dua tugas yaitu sebagai khalifah/pemimpin dan sebagai Abdullah/hamba Allah SWT.
Seperti yang kita lihat saat ini kemajuan begitu pesat, dan permasalahan bangsa semakin parah dengan korufsi yang mengakar, akankah negara ini dan generasi setelahnya dapat bertahan. Dengan kemajuan perkembangan jaman, dalam menghadapi arus informasi, kapitalis, dan kompetisi global dengan internal kenegaraan yang semerautan. Tidak tertutup kemungkinan bangsa ini akan kembali hancur.
Hal ini membuat hati penulis tergugah untuk memmbuart makalah yang berjudul  “Konsep Kepemimpinan Rasulullah Sebagai Arah Perjuangan Kader HmI” agar penulis khususnya dan para pembacaca pada umumnya lebih memahami cara kepemimpinan Rasulullah SAW.

B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Bagaimana konsep kepemimpinan Rasulullah SAW?
2.      Bagaimana cara mentransformasikan konsep kepemimpinan Rasulullah sebagai arah perjuangan kader HMI?
C.    TUJUAN
Adapun Tujuan dari makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui konsep kepemimpinan Rasulullah SAW.
2.      Untuk mengetahui cara mentransformasikan konsep kepemimpinan Rasulullah sebagai arah perjuangan kader HMI.

D.    MANFAAT
Adapun manfaat dari penulisaan ini adalah, agar pembaca dapat memahami tentang bagaima cara kepemimpinan Rasulullah SAW. khususnya saya sebagai penulis, dan juga agar pembaca dapat mentransformasikan konsef kepemimpinan Rasulullah terhadap arah perjuangan kader HmI.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Kepemimpinan Rasulullah SAW.
Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiata kelompok yang terorganisasi dalam usaha-usaha menentukan tujuan dan pencapaiyannya, dilihat dari segi bahasa “pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutaan, raja, dan sebaginya. Sedangkan istilah digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya memengaruhi orang lain dengan berbagai cara.[1]
 Sebagaian besar dari kita pernah mendengar tentang kepemimpinan Rasulullah SAW. Dalam masa 22 tahun beliau sanggup mengankat derajat bangsa Arab dari jahiliah yang diliputi kebodohan dan keterbelakangan menjadi bangsa terkemuka dan berhasil memimpin banyak bangsa didunia. Orang-orang yang berada di bawah kepemipinan merasakan kelembutan dan kasih sayang beliau.
Cara pikir Muhammad SAW. Yang lurus terahir dari cara pandangnya yang juga luas terhadap hidup dan kehidupan ini. Cara berpikir itulah yang menghasilkan sebuah keputusan yang tepat skaligus dapat di terima semua pihak.
Berikut cara berfikir Muhammad SAW. Yang menjadi prinsip kepemimpinannya :
1.      Beliau menomor satukan funsi sebagai landasan dalam memilih orang atau sesuatu, bukan penampilan atau faktor-faktor lainnya.
2.      Beliau mengutamakan segi kemanfaatan dari pada kesia-siaan
Tak ada perkataan, perbuatan bahkan diamnya Muhammad yang menjadi sia-sia dan tidak bermakna. Bagaimna sukanya Muhammad terhadap orang yang bekerja keras memberikan manfaat terhadap orang banyak.
3.      Beliau mendahulkan yang lebih mendesak dari pada yang bisa di tunda
Ketika ada yang bertanya kepadanya, mana yang harus di pilaih apakah menyelamatkan anak yang sedang menghadapi bahaya atau meneruskan sholat, maka beliau menyuruh untuk membatalkan sholat  dan menyelamatkan anak yang sedang menghadapi bahaya.
4.      Beliau lebih mementingkan orang laindari pada dirinya sendiri
Ketika datang wahyu untuk hijrah dari kota Makah ke Madinah. Muhammad SAW. Baru berangkat ke Madinnah setelah semua kaum muslimin makkah berangkat terlebih dahulu. Padahal saat itu beliau terancam akan dibunuh, namun tetap mengutamakan keselamatan kaumnya yang lebih lemah.
Ketika etnik yahudi yang berada didalam kekuasaan kaum muslimin meminta perlidungan kepadannya dari gangguan orang Islam di Madinnah, beliau sampai menyampakan pernyataan, bahawa barang siapa yang mengganggu dan menyakiti orang-orang yahudi yang meminta perlindungan kepadannya, maka sama dengan menyatakan perang kepada Allah SWT Dan Rasul-Nya. Padahal tindakan demikin dapat mentuhkan keradibilitas beliau di mata kelompok-kelompok etnik Arab yang sudah lama memasuki etnik yahudi.
5.      Beliau memilih jalan yang tersukar untuk dirinya dan termudah untuk umatnya
Apabiila ada orang yang lemah mempersulit diri sendiri dari pada mempersulit orang lain, maka dia adalah para nabidan rasul begitupun dengan Muhammad SAW. Ketika orang  lain disuruh mencari jalan yang termudah dalam beragama, maka beliau memilih untuk mengurangi tidur.
            Ketika dia menyampaikan perintah Allah SWT. Kepada umat untuk mengeluarkan zakat hartanya hanya sebesar 2,5 bagian saja dari harta mereka dia bahkan memberikan seluruh hartannya untuk perjuangan dan tidak menyisihkan untuknya dan keluarganya, kecuali rumah yang menempel di samping mesjid, satu dua potong pakiyan dan beberapabutir kurma sepotong roti kering untuk sarapan. Sampai-sampai tidurnya hanya di atas pelpah korma.
            Seperti dia pernah bertanya kepada isterinya Aisyah ra. Apakah hari itu ada sepotong roti kering dan sebiji korma untuk dimakan. Ketika isterinya berkata bahwa tidak ada semua itu, maka Rasulullah SAW. Mengambil batu dan mengganjalnya ke perut untuk menahan lapar.
6.      Beliau lebih mendahulukan tujuan ahirat dari pada maksud duniawi
Para nabi dan rasul  adalah orang-orang terpilih sekaligus contoh tauladan bagi kita. Muhammad SAW. Menunjukan bahwa tujuan ahirat itu lebih utama dari pada kenikmatan dunia dengan seluruh isinya ini.
            “seandaianya kalian letakan matahari di tangan kananku dan dan bulan di tangan kiriku, maka aku tidak akan berhenti menyampaikan risallah ini.” Demikian Rasulullah menjawab saat Quraisy yang mencoba menyuap Rasulllulah dengan harta benda, menjanjikan kedudukan tertinggi di kalanga suku-suku arab dan juga menyediakan wanita-wanita cantik asalkan Muhammad SAW. Mau menghentikkan dakwahnya di kalangan mereka.
            Mengenai kepemimpinan Rasulullah SAW. Bahwa teladan kepemimpinan itu sesungguhnya terdaapat pada diri Rasulullah karena ia adalah pemimpin yang holistik, accepted, dan proven.[2]
Holistik karena beliau adalah pemimpin yang mampu mengembangkan ledership dalam berbagai bidang termasuk diantaranya :
a)      Self developmenet, tatanan masyarakat yang akur, sistem pendidikan yang bermoral dan mencerahkan.
b)      Kepemimpnannya accepted karena beliau adalah seorang pemimpin yang diterima dan di akui oleh semua masyarakatnya. Bahkan kepemimpinan beliau masih diterima sampai saat ini.
c)      Kepemimpinan proven atau penuh bukti tidak hanya berjanji dan sudah terbukti sejak lebih dari 15 abad yang lalu hingga sekarang masih relevan di terapkan.[3]
Berikut ini beberapa rumuskan kepemimpinsn Muhammad SAW.
1.      Muhammad sebagai pemimpin sistem pendidikan Holistik.
Rasulullah sangat memperhatikan dunia pendidikan dan mendorong umatnya untuk terus belajar. Beliau juga membuat beberapa kebijakkan yang berpihak kepada pendidikan umat. Minsalnya, ketika kaum muslimin berhasil menawan kaum musyrik dalam perang badar, beliau membuat kebijakan bahwa tawanan tersebut dapat bebas kalau mereka membayar tebusan atau mengejar baca-tulis kepada warga Madinah. Kebijakan ini sangat strategis karena mempercepat terjadinya transformasi ilmu pengetahuan di kalangan kaum muslim, Dan dengan mempunyai kemampuan baca-tulis mereka akan mampu mengangkat harkat mereka di samping kekuatan iman yang mereka miliki.
Selain sebagai tempat Ibadah dan sentra aktivitas sosial, Rasulullah SAW. Juga menjadikan masjid Nabawi sebagai pusat pendidikan. Di masjid ini, terjadi transformasi ilmu pengetahuan antar kaum muslim terutama pengeajaran ajaran Islam dan Rasulullah SAW. Juga terlibat langsung dalam kegiatan pendidikan di masjid ini.
2.      Muhammad sebagai pemimpin sosial politik
Sebagai kepala pemerintahan, Muhammad SAW menggabuangkan kepemimpinan politik dan meliter. Kemampuan menggabungkan kecemerlangan politik dan militer ini sangat langka ditemukan dai antara pemimpin-pemimpin besar dunia. Banyakm pemimpin dan panglima sukses dalam berbagai perangan yang mereka hadapi namun kuang berhasil dalam mengelola pemerintahan ketika perang itu usai. Beda halnya dengan Muhammad SAW. Beliau terbukti mampu menjalankan kedua fungsi dalam waktu bersamaan beliau seorang kepala negara namun juga seorang jenderal yang menguasai taktik peperangan.[4]



HmI lahir dalam suasana revormasi, berselang hanya dua tahu setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, 5 Februari 1947, tepatnya Rabu 14 Rabi’ul Awal 1366 H. Bertempat di Jogyakarta, pendirinys di prakarsai oleh Lafran Pane (1922-1991). Selain Lafran Pane, terdapat sekitar 20 mahasiswa tingkat 1 sekolah tinggi Islam (STI Yogyakarta) lainya, sekarang Universitas islam indonesia (UII), yang hadir pada rapat pendirian HmI.[5]
Sebagai organisasi yang sudah berusia lebih dari setengah abad, banyak periode sejarah yang telah dilalui HmI. Semua ini menjadi catatan pengalaman, dan pelajaran yang memperkaya gerak organsasi dalam pengabdianya terhadap umat dan bangsa, terhadap Tuhan tentunya.
Secara keseluruhan, sejarah perjuangan HmI dapat di ceritakan dalam beberapa fase yang di dalamnya terdapat berbagai even (Internal dan Eksternal) yang mempengaruhi gerak langkah organisasi :
1.      Fase pengukuhan (5 februari1947)
2.      Fase perjuangan bersenjata (1947-1949)
3.      Fase pertumbuhan dan pembangunan HmI (1950-1963)
4.      Fase tantangan (1964-1965)
5.      Fase kebangkitan, orde baru dan Angkatan ’66 (1969-1998)
6.      Fase pembangunan nasional dan reformasi (1968-sekarang).
HmI lahir ditengah di Zaman dimana energi dan pisikologi umat Islam terkuras untuk mempertahankan kemerdekaan, penjajahan, misionaris, dan pendidikan sekuler ala belanda telah mendegradasi iman rakyat Indonesia. Kebodohan dan perpecahan kelompok keagamaan juga memperparah kondisi banga yang sedang dililit kemiskinan, paham komunispun mulai mengakar dan terorganisir sampai ke kampus-kampus. Untuk merespon ini HmI di lahirkan.
Sejarah perjalanan HmI.
1.      1947 HmI berdiri Agrasi Belanda I
2.      1948 PKI Madiun
3.      1948 Agrasi Blanda Ke II
4.      1955 Pemilu dan Demokrasi Terpinpin
5.      1965 PKI dan Transisi Orde lama
6.      1971 Nilai Dasar Perjuangan
7.      1985 Asas Tunggal, DIPI-MPO
8.      1998 Reformasi
9.      2001 HmI conection
Pada tahun 1998 reformasi memunculkan harapan baru, setelaah kemuduran Suharto. Dan sampai tahun 2013 telah terjadi pergantian presiden dari B.J Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Agenda reformasi perlahan di pergunakan. Namun mental korup belum menunjukkan kapan akan berahir. Demikian juga dengan Alumni HmI, sejauh mana generasi ini mampu menangkap esensi Islam masih dapat di pertanyakan. Sebagian terlihat keritis, selebihnya seperti tersesat dalam keramaian. Perilaku kader semakin hari juga semakin menghawatirkan, syahwat kekuasaan lebih dominan dari padan kecerdasan spiritual dan intelektual.
Mampukah kelompok-kelompok kelas menengah terdidik seperti Hmi mewarnai Indonsia menjadi negara moderen, maju, yang dilandasi perimsip-perinsip Islam? Apakah bangsa ini, pada generasi kita dan setelahnya, dapat menghadapi arus informasi, kapitalis, dan global dengan internal kenegaraan yang semerautan ? tidak tertutup kemungkin kita akan  kembali di catat sebagai orang-orang gagal, jika reformasi sepiritual dan intelektual tidak menjadi agenda perkaderan yang paling mendasar.[6]
Satu pertannyaan yang relevean diajukan pada hari ulang tahun HmI yang ke-71 (5 Februari 1947-5 Februari2018) adalah apakah organisasi ini masih layaak disebut sebagai organisasi  Himpunan Mahasiswa Islam ? apakah HmI bisa dikatan Organisasi pembaru, khususnya dalam konteks pemikiran Islam ? tidak kalah pentingnya, apakah organisasi ini masih pantas dilabeli sebagai anak kandung umat ?[7]
Untuk itu penting mengetahui tujuan HmI secara esensual. Karena kemajuan akan diraisasikan oleh kader-kader yang memahami tujuan, serta punya militansi mental dan moral dalam perjuangan, sebagai mukmin kita harus berfikir fositip dan mempunyai harapan. Kita masih potensial, mesin perkadean masih hidup, dan jaringan masih kuat. Diatas itu semua, kita punya idiologi Islam untuk diwujudkan, sebuah “cita-cita kenabian” untuk Indonesia masa depan. Yaitu, cita-cita untuk menumbuhkan kesadaran diri dan saudara-saudara sebangsa untuk menjadi “pejuang paripurna” (insan Cita) yang bekerja untuk men-tarsfrom indonesia menjadi “Negri Impian” (masyarakat Cita) inilah cita-cita yang membuat setiap kita masih layak hidup, dan menepatkan HmI sebagai Organisasi yang masih wajib di jaga.[8]
Dari yang kita ketahui di atas permasalahan yang terjadi saat ini baik itu kader-kader HmI dan juga Negara saat ini perlu adanya pemimpin-pemimpin seperti Rasulullah SAW, Yang memiliki konsep kepemimpinan amat luas dengan pemikiran-pemikiran yang berlandaskan Islam, begitu juga halnya HmI yang berlandaskan Al-Qur’An dan Hadis. Konsep-konsep kepemimpinan Rasululllah inilah seharusnya yang di miliki oleh kader-kader HmI sebagai arah Perjuangan Kader, diatantaranya :
Rasulullah memiliki sifat Fatonah. Berarti cerdas yang di bangun karena ketakwaan kepada tuhan, mampu menjadi problem solver, dan mempunyai keterampilan yang teruji. Perilaku pemimpin yang Fatonah terkspresi pada etos kerja dan kinerja pemimpin yang memiliki keterampilan yang teruji dan teramil.
Rasulullah memiliki Sipat Sidik berarti Benar, lurus, jujur, berpedoman pada nurani, sabar, dan konsisten. Pemimpin yang sidik adalah pemimpin yang jujur kepada Tuhan, diri sendiri (nurani), orang lain, dan jujur terhadap tugas yang dijalani.
Rasulullah SAW memiliki sifat (Amanah) yang berarti propesional, terpercaya, berkomitmen, dan bertanggung jawab yang tinggi kepada Tuhan, pimpinan, rekan, dan bawahan, serta berprilaku secara adil. Amanah juga memiliki arti Wara’ (hati-hati) dan zuhud (tak terbedaya kehidupan dunia).
Rasulullah SAW memiliki sifat (Tabligh) bearti mengajak orang lain melakukan kebabikan dan menjauhi kejahatan (amar makrub nahi mungkar), berkomunikasi asektif, dan efektif. Perilaku pemimpin yang tabligh antara lain adalah benrani menyatakan kebenaran dan berseia mengakui kekeliruan. Apa yang benar di katakan benar, apa yang salahdi katakan salah. Jika tidak mampu menyatakan tidak mampu, jika tidak tahu katakan tidak tahu [9].
Kaitannya dengan kepemimpinan, Rasululllah SAW telah mencontohkan empat fungsi kepemimpinan Rasullullah dan 6 dasar sifat kepemimpinannya, yang di kembangkan oleh tiori kepemimpinan moderen, yaitu fungsi pathfinding (printis), fungsi aligning (penyelarasan), fungsi empowering (pemberdayaan), dan fungsi modelling (panutan).
 Sedangkan 6 sifat dasarnya adalah visioner, berkemauan kuat, Intigritas, Amanah, rasa ingin tahu, dan berani.
Dari penjelasan di atas seharusnya kader memiliki sifat tersebut karena pada dasarnya, peran utama seorang pemimpin adalah mengatur arah untuk organisasi, dan pemimpin memerankan berbagai peran, seperti :
1.      Bisines executive, menjalankan usaha seperti penghasilan dan pengembangan usaha.
2.      Avengelist, menjadi insfirasi menjadi anggota dan menyalakan semangat mereka menjalankan usaha organisasi lebih luas tanpa batasan.
3.      Captain Of The Ship, membuat peta/ prioritas untuk mencapai tujuan berhasilan.
4.      Teacher and Coach, melengkapi personel tim dengan skil dan alat-alat yang di perlukan dalam mencapai tujuan bersama.
5.      Cherrleader, memancing porsonal tin dan selalu termotivasi meski dalam berbagai permasalahan yang tibil karena sukses itu tidak muncul pada Awal/permukaan.
6.      Strategest, mengembangkan strategi yang di butukan dalam melengkapi misi.
7.      Inovator, bekerja dengan tim untuk bisa berfikir out side the box guna menghadapi tantangan yang ada diantara personel tim dan tujuan organisasi, dan.
8.      Shoop foreman, menjelaskan fungsi dan menjaga semangat tetap membara sembari mengahadapi segala tantangan organisasi.[10]
Rasulullah SAW, adalah tauladan umat muslim dan bangsa, sifat-sifat beliau seperti sidik, fhatanah, tablik, dan Amanah,  jika konsef kepemimpinan Rasulullah ini dapat kita tanamkan sebagai arah perjuangan kader HmI. Tentunya dapat membawa perubahan yang lebih baik lagi bagai Bangsa dan Negara. Kepemimpinan Rasul memberikan teladan dalam bersiap dan bertindak dengan mengedepankan nilai-nilai moral dan etika berkomunikasi dan berinteraksi tentunya di era kita saat ini.[11]
Sukses tidaknya seorang pemimpin, tergantung pada banyak hl seorang pemimpin harus memiliki hal hal berikut.
1.         Bisa memenuhi sendi gerakan Dakwah yang ia pimpin, mempercayai kebenaran cerminan dari apa yang sedang didakwahkan, sehingga segala perbuatannya, bisa mendukung kesuksesan dakwah, tidak malah membuka celah bagi musuh-musuh untuk menyerang.
2.         Mampu menyampaikan dan meyakinkan seluruh ajaran dakwahnya kepada umat secara terus menerus.
3.         Sanggup membina,  mengatur suatu organisasi yang di pimpin.
4.         Dapat menciptakan rasa saling percaya antara pemimpin dan yang di pimpin.
5.         Mengetahui sisi-sisi kemampuan para pengikutnya, agar dapat memamfaatkan seluruh kemampuan mereka baik kemampuan pikiran maupun tenaga, agar semua pengikutnya dapat menempati posisi yang tepat, yang sesuai dengan kemampuannya.
6.         Dapat menyelesaikan berbagai masalah yang datang secara mendadak dan darurat dengan tenaga yang seminimal mungkin.
7.         Mempunyai pandangan yang luas, jauh dan sesuai dengan kenyatan yang ada, sehingga
8.          mampu menentukan Kebijakan_kebijakan politiknya dengan tepat.
9.         Teliti dan tepat dalam membangun negara, organisasi, sebagai wadah politiknya, sehingga wadah itu bisa selalu berkembang, dan bertahan dalam waktu yang lama.
Demikinlah kiranya, konsef  kepemimpinan Rasulullah SAW. Dalam sejarah, tidak ada yang sempurna Nabi Muhammad SAW. Kesempurnaan beliau, dalam hal ini, merupakan satu bagian kesemournaan beliau yang begitu banyak. Kesempurnaan, kesuksesan, kemenangan, keistiqomahan langkahnya, dan datangnya dukungan dari Allah SWT., Adalah bukti bahwa beliau benar-benar utusan Allah SWT., yang mendapat pembinaa dan perlindungan langsung dari-Nya.[12]





BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapan kita simpulkan bahwa sampai saat ini tidak ada masih pmimpin yang seperti Muhammad SAW. Sejak umur 22 tahun beliau sanggup mengankat derajat bangsa Arab dari jahiliah yang diliputi kebodohan dan keterbelakangan menjadi bangsa terkemuka dan berhasil memimpin banyak bangsa didunia, itu di karnakan Muhammad SAW. Mempunyai sifat-sifat yang amat terpuji, dan gaya kepemimpinan yang berbeda dari pemimpin-pemimpin sebelumnya dan juga era sekarang ini, cara pikir beliau  Yang lurus dari cara pandangnya yang juga luas terhadap hidup dan kehidupan ini menjadikan beliau sebagai pemimpin yang holistik, accepted, dan proven. karena beliau adalah pemimpin yang mampu mengembangkan ledership dalam berbagai bidang termasuk diantaranya : Self developmenet, tatanan masyarakat yang akur, sistem pendidikan yang bermoral dan mencerahkan. Kepemimpnannya accepted karena beliau adalah seorang pemimpin yang diterima dan di akui oleh semua masyarakatnya. Bahkan kepemimpinan beliau masih diterima sampai saat ini.  Di tambah lagi Rasulullah SAW juga menggunakan kepemimpinan proven atau penuh bukti tidak hanya berjanji dan sudah trbukti sejak lebih dari 15 abad yang lalu hingga sekarang masih relevan di terapkan.
B.      SARAN
Saya menyadari bahwa dalam penulisan karya imiah ini masih jauh dari kata sempurna, dan mungkin dalam penulisan karya ilmiah ini ada kata-kata atau kalimat yang menyinggung, penulis memohon maaf,  dari itu penulis sangat-sangat mengharapkan keritik dan saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Al Azmi Redha.2013. Evaluasi Jiwa Kepemimpinan Santeri Di tinjau Dari Kepemimpinan Kenabian,  Jurnal Spirits, Vol.4,No.ISSN:2087-7641
Antonio Muhammad Syafii (Nio Guan Cung).2007. Teladan sukses dalam hidup & bisnis (Muhammad SAW).The Super Leader Super Manager. Jakarta
Azhari Akmal Tarigan.2018.Nilai-Nilai Dasar perjuangan HMI, teks, Interprensi, dan Kontekstualisasi, Cetakan pertama. PT.Remaja Rosdakaya Offset-Bandung.
Gulen fetullah.2002 Versi Tedalan (Kehidupan Rasulullah Muhammad SAW). Tri Wibowo Budi Santoso. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/wahidunnaba-mahasiswa-its-segitiga-sukses-kepemimpinan-nabi-muhammad-saw.htm#.UJn8Sp diakses pada hari jum’at pukul: 15.30
Muniruddin Said.2014. Bintang Arasy, Syiah Kuala University Press Darussalam-Banda Aceh.
Rivai Veithzal.2013..Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi, PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta
Hawwa Said.2013. Ar-Rasul Shallallahu’alaihi wa salam, Daarus Salam, cetakan 1, jakarta.



[1].Veithzal Rivai.Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi, PT.Raja Grafindo Persada. Halaman:1
[3] (Muhammad Syafii Antonio(Nio Guan Cung), Teladan sukses dalam hidup & bisnis (Muhammad SAW “The Super Leader Super Manager”), (Jakarta: ProLM, 2007), hlm.6
[6]   Said Muniruddin, Bintang Arasy, Syiah Kuala University Press Darussalam-Banda Aceh, 2014. Hal: 26-32.
[7] Azhari Akmal Tarigan,NILAI Nilai Dasar perjuangan HMI, teks, Interprensi, dan Kontekstualisasi, Cetakan pertama, maret 2018, PT.Remaja Rosdakaya Offset-Bandung. Hal : 1
[8] Said Muniruddin, Bintang Arasy, Syiah Kuala University Press Darussalam-Banda Aceh, 2014. Hal: 31-32.
[10] Mukhtar, habzi ali dan Mahdalena, Efektivitas Pemipinan, kepemimpinan transformatif dan komitmen Organisasi, dipublish,27 otober 2016, Halaman :43
[11] Mukhtar, habzi ali dan Mahdalena, Efektivitas Pemipinan, kepemimpinan transformatif dan komitmen Organisasi, dipublish,27 otober 2016, Halaman :44
[12]Said Hawwa, Ar-Rasul Shallallahu’alaihi wa salam, Daarus Salam, cetakan 1, jakarta, gema insani press, 2003 halaman : 200

No comments

Post a Comment

Ads3

Ads2

Ads1

Kembali ke atas