PERDAGANGAN INTERNASIONAL

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

- Thursday, October 26, 2017

''PERDAGANGAN INTERNASIONAL''




BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Ekonomi dan perdagangan internasional merupakan bagian dari ilmu ekonomi makro yang khusus membahas tentang hubungan antara suatu negara dan negara lainnya dalam megalokasikan sumber daya atau faktor produksi yang tersedia di masing-masing negara. Adanya hubungan ekonomi dan perdagangan bersekala internasional, sangat berguna dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat Dunia. Upaya peningkatan efisiensi dalam pendayagunaan faktor-faktor produksi dunia secara keseluruhan merupakan sasaran dari kegiatan ekonomi dan perdagangan internasional.
Ketika perdagangan internasional menjadi pokok bahasan, tentunya perpindahan modal antar negara menjadi bagian yang penting juga untuk dipelajari. Sejalan dengan teori yang di kemukakan oleh Vernon, perpindahan modal khususnya untuk investasi langsung, diawali dengan adanya perdagangan internasional. Ketika terjadi perdagangan internasional yang berupa ekspor dan impor, akan memunculkan kemungkinan untuk memindahkan tempat produksi. Peningkatan ukuran pasar yang semakin besar yang di tandai dengan peningkatan impor suatu jenis barang pada suatu negara, akan memunculkan kemungkinan untuk memindahkan tempat produksi. Peningkatan ukuran pasar yang semakin besar yang ditandai dengan peningkatan impor suatu jenis barang pada suatu negara. Akan memunculkan kemungkinan untuk memproduksi barang tersebut di negara importir. Jika biaya produksi di negara ekspoktir di tambah biaya transportasi lebih besar dari biaya produksi di negara importir, maka investor akan memindahkan lokasi produksinya di negara importir.





BAB II
PEMBAHASAN
Perdagangan Internasional (makro)
A. Pengertian Perdagangan Internasional (makro)
   Perdagangan internasional adalah perdagangan yang di lakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar beberapa perorangan (atara individu dengan individu), antar individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Dalam perdagngan terjadi kegiatan transaksi jual beli barang dan jasa yang didalamnya melibatkan sejumlah pelaku. Penjual dan pembeli sebagai pelaku bisa dalam batas wilayah tertentu (local) atau wilayah luas dalam suatu negara  (nasional), bahkan antar negara (internasional). [1]
Tak ada satu negara pun yang sepenuhnya dapan mengisolasikan diri dari interaksi dengan luar negeri. Perkembangan tekhnologi komunikasi dan informasi membuat batas-batas negara makin kabur.kian menatanya kesadaran akan nilai-nilai universal turut memacu keterbukaan. Melalui perdagangan dengan negara-negara lain, setiap negara bisa mencapai economie of scale dan selanjutnya dapat menyalurkan kelebihan produksi yang tidak dapat di serap oleh konsumen di dalam negeri. Keliebihan produksi ini bisa di ekspor. Devisa yang di peroleh dan ekspor inilah yang di gunakan untuk membiayai impor sehingga dapat memenuhi berbgai kebutuhannya tanpa harus memproduksi seluruh yang mereka butuhkan tersebut.
Secara teoritis, perdagangan internasional terjadi karena dua alas an utama. Pertama, negara-negara berdagang karena pada dasarnya mereka berbeda satu sama lain. Setiap negara dapat memperoleh keuntungan dengan melakukan sesuatu yang lebih baik. Kedua, negara-negara melakukan perdagangan dengan tujuan untuk mencapai skala ekonomi (economie of scale) dalam produksi. [2]
Adanya unsur perbedaan keterbatasan atau perbedaan ketersediaan sumberdaya yang di miliki setiap negara, merupakan faktor utama dari munculnya spesialisasi. Sedangkan spesialisasi dapat meningkatkan produktivitas dan standar kehidupan. Prinsip ini merupakan dasar berkembangnya ekonomi perdagangan dan keuangan internasional. Kondisi tersebut mengiring setiap negara untuk melakukan ekspor dan impor.
Ekspor adalah suatu kegiatan ekonomi menjual produk dalam negeri ke pasar di luar negeri. Ekspor dapat berupa:
1.      Ekspor yang dapat dilihat secara fisik (visible export)
2.      Ekspor yang tidak dapat di lihat ( invisible export) misalnya kunjungan turis, perbankan, asuransi,dan
3.      Ekspor dalam bentuk modal yang ditempatkan di luar negeri dalam bentuk ivestasi deposito bank di luar negeri. Ekspor seperti ini di sebut ekspor modal.
Impor merupakan kegiatan ekonomi memberi produk luar negeri untuk keperluan atau di pasarkan dalam negeri. Impor dapat berupa :
1.      Impor yang dapat di lihat dari fisik (visible import)
2.      Impor yang tidak dapat di lihat (invisible import), impor ini dapat beruba jasa perbankan, asuransi,dan kerja pariwisata perjalanan ke luar negeri,dan
3.      Impor modal yaitu dapat berupa investasi asing masuk ke dalam negeri dalam bentuk aset fisik atau deposito bank.
Ekspor dan impor sangat penting untuk membentuk dan mengendalika neraca perdagangan (Balane of payment) di suatu negara. Impor harus di biayai dengan nilai yang sama dari ekspor untuk mempertahankan equilibrium neraca perdagangan. Oleh sebab itu, negara harus melakukan ekspor untuk dapat membiata impor yang di bayarkan dengan mata uang asing. [3]
B. Manfaat Perdagangan Internasional (makro)

Kegiatan perdagangan internasional memberi banyak manfaat atau keuntungan bagi negara yang melakukannya, termasuk bagi Indonesia. Manfaat-manfaat atau keuntungan tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Keuntungan Langsung
Bila mana suatu negara mengkhususkan diri pada produksi beberapa barang tertentu sebagai akibat perdagangan luar negeri dan pembagian kerja, ia dapat mengeskpor komuditi yang ia produksi lebih murah itu untuk dipertukarkan dengan apa yang dihasilkan negara lain dengan biaya lebih rendah dari perdagangan luar negeri, maka negara memperoleh keuntungan, dan perdapatan nasional naik, yang pada gilirannya menaikan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan tingkat output yang lebih tinggi lingkaran setan kemiskinan dapat di patahka dan pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan.
  Negara terbelakang biasanya memiliki pasar domestik yang kecil tidak mampu menyerap output yang ada. Ini menyebabkan rendahnya dorongan untuk berinvestasi. Pasar yang kecil juga menyebabkan rendahnya dorongan untuk berinvestasi. Pasar yang kecil juga di sebabkan oleh rendahnya pendapatan perkapita dan daya beli. Perdagangan internasional memperluas pasaran dan merangsang investasi, pendapatan dan tabungan melalui alokasi sumber daya dengan luas efesien. Tambahan lagi, beberapa negara terbelakang mengkhususkan diri pada produksi satu atau dua komuditi bahan makanan. Jika dilakukan upaya ekspornya, upaya-upaya itu cenderung meluskan pasar. Sember-sumber yang ada digunakan lebih produktip dan alokasi sumber-sumber menjadi lebih efisien berdasarkan fungsi-fungsi produksi tertentu. Perluasan pasar menghasilkan sejumlah ekonomi internal dan eksternal dan karenanya mengurangi biaya produksi. Perdagangan luar negeri juga membantu mengalihkan sector pangan (subsisten). Kesektor uang karena pasar bagi produk pertanian meningkat dan pendapatan serta standar kehidupan kaum tani meningkat. Inilah keuntungan langsung dari perdagangan internasional.
b.    Keuntungan tidak langsung
Dengan meluasnya pasar dan cakupan spesialisasinya, perdagangan internasional mendorong lebih banyak pemakaian mesin, mendorong penemuan dan pembaharuan, meningkatkan produktipitas buruk, menurunkan biaya dan membawa kearah pembagunan ekonomi. Selain itu, perdagangan luar negeri memperkenalkan kepada rakyat produk-produk baru dan menarik, serta mendorong merak untuk bekerja lebih giat menabung dan menghimpun modal bagi pemuasan atas keinginan-keinginan baru.
Perdagangan luar negeri membantu mempertukarkn barang-barang luar negeri yang mempunyai kemampuan pertumbuhan tinggi. Komoditi bahan makanan negara-negara terbelakang dituarkan dengan mesin, barang modal, bahan mentah dan produk setengah jadi yang di perlukan untuk pembangunan ekonomi. Karenan kekurangan barang modal dan bahan, maka untuk mempercepat langkah pembagunan meraka dapat mengimpor dari negara maju.[4]
c.         kebutuhan setiap negara terpenuhi
Dengan adanya perdagangan internasional, suatu negara yang masih kekurangan dalam memproduksi suatu barang dapat dipenuhi dengan mengimpor barang dari negara yang mempunyai kelebihan hasil produksi. Sebaliknya negara yang mempunyai kelebihan hasil produksi barang dapat mengekspor barang tersebut ke negara yang kekurangan. Dengan demikian kebutuhan setiap negara dapat tercukupi.
d.         menambah devisa negara
Kegiatan ekspor yang dilakukan suatu negara akan mendatangkan devisa. Selama ini, devisa juga dijadikan sumber penerimaan negara. Semakin besar produk yang diekspor, semakin banyak devisa yang diperoleh negara. Kita memiliki sumber daya alam yang melimpah, salah satunya adalah batu bara. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri , batu bara kita jual atau ekspor ke negara lain seperti Jepang. Dengan mengekspor batu bara kita dapat pembayaran yang berupa devisa.                   
e.         dapat di adakan spesialisasi produksi
Perdagangan internasional dapat mendorong setiap negara untuk mengadakan spesialisasi produksi dengan memanfaatkan sumber daya alam, tenaga kerja, modal, dan keahlian secara maksimal. Dengan demikian suatu negara akan memiliki produk-produk unggulan sehingga dapat bersaing dengan produk-produk dari luar negeri.
f.          mendorong peningkatan jumlah produksi
Salah satu tujuan suatu negara melakukan perdagangan internasional yaitu untuk memperluas pasar di luar negeri. Semakin luasnya pasar di luar negeri dapat mendorong peningkatan produksi barang di dalam negeri. Dengan demikian akan mendorong para pengusaha untuk menghasilkan barang produksi secara besar-besaran.
g.         mempererat hubungan persahabatan antar negara
Adanya perdagangan antarnegara, dapat mewujudkan hubungan di antara negara-negara yang mengadakan perdagangan. Hubungan ini apabila terjalin dengan baik dapat meningkatkan hubungan persahabatan di antara negara-negara tersebut. Mereka dapat semakin akrab dan saling membantu bila mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan.
h.         mendorong kemajuan (IPTEK)
Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara mempelajari teknik produksi yang efisien. Adanya perdagangan internasional mendorong suatu negara mengimpor teknik produksi yang lebih baik dari negara lain. Akibatnya, tingkat produktivitas di dalam negeri semakin meningkat. Dengan perdagangan internasional dapat membuka kemungkinan terjadinya alih teknologi dari negara maju ke negara berkembang. Negara berkembang akan berupaya secara bertahap mengurangi ketergantungan dengan negara maju melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
i.           memperluas pasar/ jaringan konsumen
Semakin luasnya pasar di luar negeri, maka barang atau jasa yang dihasilkan juga semakin bertambah. Dengan meningkatnya hasil produksi, maka perusahaan akan semakin banyak membutuhkan tenaga kerja. Hal ini dapat membuka kesempatan kerja baru. Semakin luasnya kesempatan kerja maka pengangguran dapat dikurangi.
Perdagangan internasional membawa pengaruh yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Pengaruh tersebut ada yang bersifat positif, ada pula yang negatif. Berikut ini beberapa dampak yang ditimbulkan dari pedagangan internasional.
di pasar perdagangan besar atau tingkat grosir diperjualbelikan berbagai jenis produk secara partai, bukan enceran, misalnya beras, jagung, kedelai dan sebagainya. Perdagangan itu terjadi secara fisik karena pembeli membutuhkan fisik barang, oleh karena itu perdagangan tersebut disebut spot market. Apabila ada pedagang membeli barang dengan motif utama untuk mrndapatkan “keuntungan” tnpa harus menerima barang tersebut, maka tempatnya ada di perdagangan berjangka. Perdagangan berjangka dapat dilaksanakan di forward market ataupun di commodity exchange. Pembeli tersebut dapat mengambil posisi kontrak beli produk beras, jagung atau kedelai dan lain-lain kemudian diselesaykan dengan cara reverse trade. Yaitu mengambil posisi kontrak jual untuk produk yang sama sebelum jatuh tempo tiba.[5]

C. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain perbedaan sumber daya alam, selera, penghematan biaya produksi, dan perbedaan teknologi. 
  • Perbedaan Sumber Daya Alam. Karena beberapa hal sumber daya alam memiliki setiap negara berbeda-beda yang jarang suatu negara memiliki sumber daya alam yang lengkap dalam memenuhi kebutuhannya, maka dari itu perdagangan internasional digunakan untuk pertukaran pemenuhan kebutuhan. Contohnya Indonesia yang banyak mengekspor tekstil ke Amerika Serikat karena sumber daya alam indonesia yang harganya juga terbilang murah. Sebaliknya Amerika Serikat mengimpor mobil ke indonesia karena amerika serikat dapat memproduksi mobil dengan harga murah. 
  • Selera. Selera merupakan faktor penyebab terjadinya perdagangan internasional. Contohnya indonesia yang menyukai apel australia. hal ini dapat terjadi karena masyarakat indonesia lebih menyukai apel australia, padahal di indonesia juga memiliki buah apel yang berada di malang dan tempat lainnya, namun masyarakat indonesia lebih menyukai apel australia. 
  • Penghematan Biaya Produksi (Efisiensi). Penghematan biaya produksi memungkinkan terjadinya perdagangan internasional akibat dari harga yang murah suatu barang negara lain karena negara lain memproduksi dalam jumlah besar yang dapat diturunkan karna biasanya produksi dalam jumlah besar akan lebih murah. Sebenarnya indonesia mampu memproduksi barang yang canggih namun karena industri lokal yang belum mampu berkembang yang membuat biayanya menjadi mahal.
  • Perbedaan Tekonologi. Beberapa negara yang memiliki teknologi maju yang sebagian besar pula negara belum mampu menerapkan teknologi maju. Negara dengan teknologi maju mampu menjual barang dengan harga murah kepada negara yang memiliki teknologi sederhana. Contohnya indonesia mengimpor mobil dari jepang karena jepang memiliki teknologi pembuatan mobil yang maju.

D.  Faktor Penghambat Perdagangan Internasional
Ada beberapa faktor yang dapat menjadi hambatan dalam melakukan perdagangan internasional. Faktor-faktor penghambat perdagangan internasional adalah sebagai berikut...
  • Tidak Amannya Suatu Negara. Amannya suatu negara merupakan pertimbangan terjadinya perdagangan internasional . Jika negara memiliki kondisi yang aman maka para pedagang akan mendekat namun jika tidak maka pedagang akan beralih ke negara yang lebih aman. Faktor keamanan yang memengaruhi para pedagang untuk melakukan perdagangan internasional 
  • Kebijakan Ekonomi Internasional oleh Pemerintah. Beberapa kebijakan ekonomi suatu negara yang menghambat kelancaran perdagangan internasional. Contohnya, pembatasan jumlah impor, pungutan biaya impor/ekspor yang tinggi, perijinan yang berbelit-belit. 
  • Tidak Stabilnya Kurs Mata Uang Asing. Kurs mata uang asing yang tidak stabil membuat para eksportir maupun importir mengalami kesulitan dalam  menentukan harga valuta asing. Kesulitan dari hal tersebut berdampak pula terhadap harga penawaran maupun permintaan dalam perdagangan.[6]
Teori Perdagangan Internasional (makro)
 Teori Klasik
1.  Absolute Advantage dari Adam Smith
 Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value ).
Teori absolute advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja, Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny  serta merupakan satu-satunya factor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, factor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas. dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Misalnya hanya ada 2 negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit

           Produksi
              Amerika
               Inggris
           Gandum
                   8
                 10
           Pakaian
                   4
                  2
    
Dari tabel diatas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit. (10 > 8 ). 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki absolute advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara  lain.
Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada           keuntungan.

2. Comparative Advantage : JS Mill
Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative diadvantage(suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar ).
Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh  :
Produksi 10 orang dalam 1 minggu
Produksi
Amerika
Inggris
Gandum
6 bakul
2 bakul
Pakaian
10 yard
6 yard

Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan timbul karena absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika semua. Tetapi yang penting bukan absolute advantagenya tetapi comparative Advantagenya.
Besarnya comparative advantage untuk Amerika , dalam produksi gandum 6 bakul disbanding 2 bakul dari Inggris atau =3 : 1. Dalam produksi pakaian 10 yard dibanding 6 yard dari Inggris atau 5/3 : 1. Disini Amerika memiliki comparative advantage pada produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1.
Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul disbanding 6 bakul dari Amerika atau 1/3 : 1. Dalam  produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau = 3/5: 1. Comparative advantage ada pada produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1. Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris, dengan spesialisasi gandum untuk Amerika dan menukarkan sebagian gandumnya dengan pakaian dari Inggris. Dasar nilai pertukaran (term of Trade ) ditentukan dengan batas – batas nilai tujar masing – masing barang didalam negeri.
Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan berapa nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran dimana kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh teori absolute advantage.

 COMPARATIVE COST DARI DAVID RICARDO
1.      Cost Comparative Advantage ( Labor efficiency )
Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relative kurang/tidak efisien. Berdasarkan contoh hipotesis dibawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative advantage dari David Ricardo adalah cost comparative advantage.

Data Hipotesis Cost Comparative
Negara Produksi
1 Kg gula
1 m Kain
Indonesia
3 hari kerja
4 hari kerja
China
6 hari kerja
5 hari kerja

Indonesia memiliki keunggulan absolute dibanding Cina untuk kedua produk diatas, maka tetap dapat terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua Negara melalui spesialisasi jika Negara-negara tersebut memiliki cost comparative advantage atau labor efficiency.
Berdasarkan perbandingan Cost Comparative advantage efficiency, dapat dilihat bahwa tenaga kerja Indonesia lebih effisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam produksi 1 Kg gula ( atau hari kerja ) daripada produksi 1 meter kain ( hari bkerja) hal ini akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula.
Sebaliknya tenaga kerja Cina ternyata lebih effisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam produksi 1 m kain ( hari kerja ) daripada produksi 1 Kg gula ( hari kerja) hal ini mendorong cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor    kain.

2.      Production Comperative Advantage ( Labor produktifiti)
Suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang / tidak produktif.
Walaupun Indonesia memiliki keunggulan absolut dibandingkan cina untuk kedua produk, sebetulnya perdagangan internasional akan tetap dapat terjadi dan menguntungkan keduanya melalui spesialisasi di masing-masing negara yang memiliki labor productivity. kelemahan teori klasik Comparative Advantage tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara 2 negara. Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat terjadi walaupun hanya 1 negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan masing-masing dari negara tersebut memiliki perbedaan dalam cost Comparative Advantage atau production Comparative Advantage.
Teori ini mencoba melihat kuntungan atau kerugian dalam perbandingan relatif. Teori ini berlandaskan pada asumsi:
  1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya.
  2. Perdagangna internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang.
  3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran
  4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala produksi tidak berpengaruh.
    Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu , suatu negara akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jika mempunyai kerugian dalam memproduksi.
Paham klasik dapat menerangkan comparative advantage yang diperoleh dari perdagangan luar negeri timbul sebagai akibat dari perbedaan harga relatif ataupun tenaga kerja dari barang-barang tersebut yang diperdagangkan.[7]


 TEORI MODERN
Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif.
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
·      Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.
·      Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.



A. The Proportional Factors Theory
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O
menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis teori
H-O :
a)    Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara
b)   Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya.
c)    Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya
d)   Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya
     
Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.

B. Paradoks Leontief
Wassily Leontief
seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
·         Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
·         Tariff and Non tariff barrier
·         Pebedaan dalam skill dan human capital.
·         Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.

C. Teori Opportunity Cost
Opportunity Cost
digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC ) yang menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara dengan sejumlah faktor produksi secara full employment. Dalam hal ini bentuk PPC akan tergantung pada asusmsi tentang Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC increasing cost.


D. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve
ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.

Kebijakan perdagangan internasional
Kebijakan perdagangan internasional merupakan salah satu bentuk kebijakan ekonomi internasional. Kebijakan perdagangan internasional adalah kebijakan yang mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening yang sedang berjalan (current account) daripada neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor dan impor barang.
Kebijakan perdagangan internasional timbul karena meluasnya jaringan-jaringan hubungan ekonomi antarnegara. Jadi, kebijakan perdagangan internasional adalah segala tindakan pemerintah/negara, baik langsung maupun tidak langsung untuk memengaruhi komposisi, arah, serta Bentuk perdagangan luar negeri atau kegiatan perdagangan. Adapun kebijakan yang dimaksud dapat berupa tarif, dumping, kuota, larangan impor, dan berbagai kebijakan lainnya.

Secara umum kebijakan perdagangan internasional dapat diuraikan sebagai berikut:

1)      Politik Proteksi
Politik proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan-persaingan barang-barang impor.
Tujuan kebijakan proteksi adalah:
·         memaksimalkan produksi dalam negeri;
·         memperluas lapangan kerja;
·         memelihara tradisi nasional;
·         menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu komoditi andalan;
·         menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika bergantung pada negara lain.

Proteksi dapat dilakukan melalui kebijakan berikut ini.
a. Tarif dan Bea Masuk
Tarif adalah suatu pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah pabean (costum area). Sementara itu, barangbarang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk.
 Dengan pengenaan bea masuk yang besar atas barangbarang dari luar negeri, mempunyai maksud memproteksi industri dalam negeri sehingga diperoleh pendapatan negara. Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor dengan persentase tertentu dari harga barang yang diimpor.
Akibat dari pengenaan tarif akan tampak sebagaimana berikut ini :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwWYkgRMc3iTp4ZeriLrWz3KFf00UtL_-si4dRI3jCDs_BEmZDPlSa-NC1fdH22Iuq66Vez3lzcmvAFDapUM3m7kGU1yYf5-pHNx0QkQQx_wikJr_hcuYXX-1cmWgcvreduXXdv64MAQQ/s400/3a.jpg


 Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu:
1.      bea ekspor(export duties). adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju negara lain (di luar costum area).
2.       bea transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara lain;
3.        bea impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam suatu negara (tomarea).

b. Pelarangan impor
pelarangan impor adalah kebijakan pemerintah untuk melarang masuknya barang-barang dari luar negeri, dengan tujuan untuk melindungi produksi dalam negeri dan meningkatkan produksi dalam        negeri.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHjUucHzN76L5YxERlpt0EfeSsUVKqH7DmfRx_FQrd3j6aG8BS7ou4d9v7xSHv5Q8uuaiObElPwx455l_xZsNCTjMQmxGcJzvgrF3Z3WJ0xmDHE7-ltKeN8Kw16u6MddrDSeXP0PQDpqk/s400/3c.jpg


c.       Kuota atau Pembatasan Impor
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang masuk dari luar negeri. Secara grafik akan tampak dalam:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGzgK_rn0zJ1J5OJfG1JOPPvVmGqmiUZXPacsUFcZpMBF-Qu6caL0yqIZGQ03KK_smd6x6rfeH3VXkUXOJU9XDnujYbTguZ_GjCnZOYpD8GYKWK4W5_V8mZZ_2eLxox9-SJmHKqrEEdEI/s400/3e.jpg

Tujuan diberlakukannya kuota impor di antaranya:
a.       mencegah barang-barang yang penting berada di tangan negara lain;
b.      untuk menjamin tersedianya barang-barang di dalam negeri dalam proporsi yang cukup;
c.       untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna mencapai stabilitas harga di dalam negeri.

d. Subsidi
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk membantu menutupi sebagian biaya produksi per unit barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam negeri dapat menjual barangnya lebih murah dan bisa bersaing dengan barang impor.



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib1t4HvTRC0ZNwDNWasrSQc_xXzga7PUwNjK8ruSIqKep_y6hGhplorMGfwNkMJgkoh3quJ7Tp1KSAmR8THOiWRFcruMVvDY1n6NRi2andLLwGStjbnU151qM-WjvVMDFF4RiHmWp5WIU/s400/3g.jpg

e. Dumping
Dumping adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan diskriminasi harga, yakni produsen menjual barang di luar negeri lebih murah daripada di dalam negeri.

Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
·         kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri.
·         terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat membeli barang dari luar negeri.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgGA-3gG7FSY4Q9X1gDpyUkjf_uj4vgBplSlCzzEN8-6HaIVYHXvzmcEm4J1yt91KHek4Pz3vw2-E_16JDDtJoqK1z7FU3vsr0FjWxXOaXx1eho74N-FBbXtEIy9bw5tcezFUoi1z35RU/s400/3i.jpg


Keterangan:
Seperti diketahui bahwa laba maksimum diperoleh pada saat kurva MC sama dengan kurva MR. MC sama dengan MR di pasar dalam negeri yang dicapai pada kuantitas produksi OQ1, dan pasar luar negeri dicapai pada kuantitas produksi OQ2. Oleh karena kurva permintaan di kedua pasar memiliki kecuraman yang berbeda, di mana harga pasar dalam negeri adalah OP2 sementara harga di pasar luar negeri setinggi OP1, sehingga permintaan di pasar dalam negeri relatif lebih inelastis dibandingkan dengan pasar di luar negeri, karena kurvanya lebih curam.        [8]




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

1)      Perdagangan internasional adalah kegiatan ekspor dan impor antar negara.
2)      Devisa adalah semua alat pembayaran yang di terima di luar internasional sebagai alat pembayaran.
3)      Kegiatan jual beli barang di dalam negeri tidak menimbulkan masalah alat tukar karena menggunakan mata uang yang sama.
4)      Kita harus bekerja sama dengan negara-negara lain untuk saling tukar mrnukar dalam bidang produksi.
5)      Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara semakin banyak pula kebutuhan masyarakatnya.

















DAFTAR PUSTAKA

Michel p tandoro dan Stephen C,smith PEMBANGUNAN EKONOMI/edisi ke Sembilan/jilid 2 hal.79
Faisal basri dan haris munawar, dasar-dasar ekonomi internasional. Edisi pertama,cet ke-1 (jakarta: kencana, 2010)., hlm 32-33.
M.L, jhingan, ekonomi pembangunan dan perencanaan. (jakarta utara : februari, 2002). Hlm, 448-449.
Mohamad samsul ,pasar berjangaka komoditas dan derivative (jakarta:salemba empat, 2010) hlm.25
Kindarto, hartatik,2014.IPS ekonomi kelas IX Mojokerto: CV sinar Mulya Puataka. Hal 92-93
Kindarto, hartatik,2014.IPS ekonomi kelas IX Mojokerto: CV sinar Mulya Puataka. Hal 92-93
Faisal basri dan Haris munandar. dasar-dasar ekononomi internasional. (Jakarta:kencana, 2010). hlm, 137-138.
N. Greory mankiw, Pengantar ekonomi makro, (selemba empat-surabaya:2014). hlm. 132-133.
Michael P.todaro dan Stephen C.smith. pembangunan ekonomi/edisi kesembilan/jilid 2. tahun 2006. hlm 93-94.







[1] Michel p tandoro dan Stephen C,smith PEMBANGUNAN EKONOMI/edisi ke Sembilan/jilid 2 hal.79
[2] Faisal basri dan haris munawar, dasar-dasar ekonomi internasional. Edisi pertama,cet ke-1 (jakarta: kencana, 2010)., hlm 32-33.
[3] ASFIA MURNI, SE.,Mpd ekonomika makro,(bandung:40254:juli 2006). Hlm 216-217.
[4] M.L, jhingan, ekonomi pembangunan dan perencanaan. (jakarta utara : februari, 2002). Hlm, 448-449.
[5] Mohamad samsul ,pasar berjangaka komoditas dan derivative (jakarta:salemba empat, 2010) hlm.25
[6] Kindarto, hartatik,2014.IPS ekonomi kelas IX Mojokerto: CV sinar Mulya Puataka. Hal 92-93
[7]Faisal basri dan Haris munandar. dasar-dasar ekononomi internasional. (Jakarta:kencana, 2010). hlm, 122-123.

[8]Faisal basri dan Haris munandar. dasar-dasar ekononomi internasional. (Jakarta:kencana, 2010). hlm, 158-159.

No comments

Post a Comment

Ads3

Ads2

Ads1

Kembali ke atas