Beranda PERDAGANGAN INTERNASIONAL PERDAGANGAN INTERNASIONAL
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
''PERDAGANGAN INTERNASIONAL''
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Ekonomi dan perdagangan internasional merupakan bagian dari ilmu
ekonomi makro yang khusus membahas tentang hubungan antara suatu negara dan
negara lainnya dalam megalokasikan sumber daya atau faktor produksi yang
tersedia di masing-masing negara. Adanya hubungan ekonomi dan perdagangan
bersekala internasional, sangat berguna dalam rangka mencapai kesejahteraan
masyarakat Dunia. Upaya peningkatan efisiensi dalam pendayagunaan faktor-faktor
produksi dunia secara keseluruhan merupakan sasaran dari kegiatan ekonomi dan
perdagangan internasional.
Ketika perdagangan internasional menjadi pokok bahasan, tentunya
perpindahan modal antar negara menjadi bagian yang penting juga untuk
dipelajari. Sejalan dengan teori yang di kemukakan oleh Vernon, perpindahan
modal khususnya untuk investasi langsung, diawali dengan adanya perdagangan
internasional. Ketika terjadi perdagangan internasional yang berupa ekspor dan
impor, akan memunculkan kemungkinan untuk memindahkan tempat produksi.
Peningkatan ukuran pasar yang semakin besar yang di tandai dengan peningkatan
impor suatu jenis barang pada suatu negara, akan memunculkan kemungkinan untuk
memindahkan tempat produksi. Peningkatan ukuran pasar yang semakin besar yang
ditandai dengan peningkatan impor suatu jenis barang pada suatu negara. Akan
memunculkan kemungkinan untuk memproduksi barang tersebut di negara importir.
Jika biaya produksi di negara ekspoktir di tambah biaya transportasi lebih
besar dari biaya produksi di negara importir, maka investor akan memindahkan
lokasi produksinya di negara importir.
BAB II
PEMBAHASAN
Perdagangan
Internasional (makro)
A. Pengertian Perdagangan Internasional (makro)
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang di lakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar beberapa perorangan (atara
individu dengan individu), antar individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Dalam perdagngan terjadi
kegiatan transaksi jual beli barang dan jasa yang didalamnya melibatkan
sejumlah pelaku. Penjual dan pembeli sebagai pelaku bisa dalam batas wilayah
tertentu (local) atau wilayah luas dalam suatu negara (nasional), bahkan antar negara
(internasional). [1]
Tak ada satu negara pun yang
sepenuhnya dapan mengisolasikan diri dari interaksi dengan luar negeri.
Perkembangan tekhnologi komunikasi dan informasi membuat batas-batas negara
makin kabur.kian menatanya kesadaran akan nilai-nilai universal turut memacu
keterbukaan. Melalui perdagangan dengan negara-negara lain, setiap negara bisa
mencapai economie of scale dan selanjutnya dapat menyalurkan kelebihan
produksi yang tidak dapat di serap oleh konsumen di dalam negeri. Keliebihan
produksi ini bisa di ekspor. Devisa yang di peroleh dan ekspor inilah yang di
gunakan untuk membiayai impor sehingga dapat memenuhi berbgai kebutuhannya
tanpa harus memproduksi seluruh yang mereka butuhkan tersebut.
Secara teoritis, perdagangan internasional terjadi karena dua alas
an utama. Pertama, negara-negara berdagang karena pada dasarnya mereka berbeda
satu sama lain. Setiap negara dapat memperoleh keuntungan dengan melakukan
sesuatu yang lebih baik. Kedua, negara-negara melakukan perdagangan dengan
tujuan untuk mencapai skala ekonomi (economie of scale) dalam produksi. [2]
Adanya unsur perbedaan keterbatasan atau perbedaan ketersediaan
sumberdaya yang di miliki setiap negara, merupakan faktor utama dari munculnya
spesialisasi. Sedangkan spesialisasi dapat meningkatkan produktivitas dan
standar kehidupan. Prinsip ini merupakan dasar berkembangnya ekonomi
perdagangan dan keuangan internasional. Kondisi tersebut mengiring setiap
negara untuk melakukan ekspor dan impor.
Ekspor adalah suatu kegiatan ekonomi menjual produk dalam negeri ke
pasar di luar negeri. Ekspor dapat berupa:
1.
Ekspor yang
dapat dilihat secara fisik (visible export)
2.
Ekspor yang
tidak dapat di lihat ( invisible export) misalnya kunjungan turis,
perbankan, asuransi,dan
3.
Ekspor dalam
bentuk modal yang ditempatkan di luar negeri dalam bentuk ivestasi deposito
bank di luar negeri. Ekspor seperti ini di sebut ekspor modal.
Impor merupakan kegiatan ekonomi memberi
produk luar negeri untuk keperluan atau di pasarkan dalam negeri. Impor dapat
berupa :
1.
Impor yang
dapat di lihat dari fisik (visible import)
2.
Impor yang
tidak dapat di lihat (invisible import), impor ini dapat beruba jasa
perbankan, asuransi,dan kerja pariwisata perjalanan ke luar negeri,dan
3.
Impor modal
yaitu dapat berupa investasi asing masuk ke dalam negeri dalam bentuk aset
fisik atau deposito bank.
Ekspor dan impor sangat penting
untuk membentuk dan mengendalika neraca perdagangan (Balane of payment) di
suatu negara. Impor harus di biayai dengan nilai yang sama dari ekspor untuk
mempertahankan equilibrium neraca perdagangan. Oleh sebab itu, negara
harus melakukan ekspor untuk dapat membiata impor yang di bayarkan dengan mata
uang asing. [3]
B. Manfaat Perdagangan Internasional (makro)
Kegiatan perdagangan internasional memberi banyak
manfaat atau keuntungan bagi negara yang melakukannya, termasuk bagi Indonesia.
Manfaat-manfaat atau keuntungan tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Keuntungan
Langsung
Bila mana suatu negara mengkhususkan diri pada produksi beberapa
barang tertentu sebagai akibat perdagangan luar negeri dan pembagian kerja, ia
dapat mengeskpor komuditi yang ia produksi lebih murah itu untuk dipertukarkan
dengan apa yang dihasilkan negara lain dengan biaya lebih rendah dari
perdagangan luar negeri, maka negara memperoleh keuntungan, dan perdapatan
nasional naik, yang pada gilirannya menaikan jumlah output dan laju pertumbuhan
ekonomi. Dengan tingkat output yang lebih tinggi lingkaran setan kemiskinan
dapat di patahka dan pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan.
Negara terbelakang biasanya
memiliki pasar domestik yang kecil tidak mampu menyerap output yang ada. Ini
menyebabkan rendahnya dorongan untuk berinvestasi. Pasar yang kecil juga
menyebabkan rendahnya dorongan untuk berinvestasi. Pasar yang kecil juga di
sebabkan oleh rendahnya pendapatan perkapita dan daya beli. Perdagangan
internasional memperluas pasaran dan merangsang investasi, pendapatan dan
tabungan melalui alokasi sumber daya dengan luas efesien. Tambahan lagi,
beberapa negara terbelakang mengkhususkan diri pada produksi satu atau dua
komuditi bahan makanan. Jika dilakukan upaya ekspornya, upaya-upaya itu
cenderung meluskan pasar. Sember-sumber yang ada digunakan lebih produktip dan
alokasi sumber-sumber menjadi lebih efisien berdasarkan fungsi-fungsi produksi
tertentu. Perluasan pasar menghasilkan sejumlah ekonomi internal dan eksternal
dan karenanya mengurangi biaya produksi. Perdagangan luar negeri juga membantu
mengalihkan sector pangan (subsisten). Kesektor uang karena pasar bagi produk
pertanian meningkat dan pendapatan serta standar kehidupan kaum tani meningkat.
Inilah keuntungan langsung dari perdagangan internasional.
b.
Keuntungan
tidak langsung
Dengan meluasnya pasar dan cakupan spesialisasinya, perdagangan
internasional mendorong lebih banyak pemakaian mesin, mendorong penemuan dan
pembaharuan, meningkatkan produktipitas buruk, menurunkan biaya dan membawa
kearah pembagunan ekonomi. Selain itu, perdagangan luar negeri memperkenalkan
kepada rakyat produk-produk baru dan menarik, serta mendorong merak untuk
bekerja lebih giat menabung dan menghimpun modal bagi pemuasan atas
keinginan-keinginan baru.
Perdagangan luar negeri membantu mempertukarkn barang-barang luar
negeri yang mempunyai kemampuan pertumbuhan tinggi. Komoditi bahan makanan
negara-negara terbelakang dituarkan dengan mesin, barang modal, bahan mentah
dan produk setengah jadi yang di perlukan untuk pembangunan ekonomi. Karenan
kekurangan barang modal dan bahan, maka untuk mempercepat langkah pembagunan
meraka dapat mengimpor dari negara maju.[4]
c.
kebutuhan
setiap negara terpenuhi
Dengan adanya perdagangan internasional, suatu negara yang masih kekurangan
dalam memproduksi suatu barang dapat dipenuhi dengan mengimpor barang dari
negara yang mempunyai kelebihan hasil produksi. Sebaliknya negara yang
mempunyai kelebihan hasil produksi barang dapat mengekspor barang tersebut ke
negara yang kekurangan. Dengan demikian kebutuhan setiap negara dapat
tercukupi.
d.
menambah devisa
negara
Kegiatan ekspor yang dilakukan suatu negara akan mendatangkan
devisa. Selama ini, devisa juga dijadikan sumber penerimaan negara. Semakin
besar produk yang diekspor, semakin banyak devisa yang diperoleh negara. Kita
memiliki sumber daya alam yang melimpah, salah satunya adalah batu bara. Selain
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri , batu bara kita jual atau ekspor ke
negara lain seperti Jepang. Dengan mengekspor batu bara kita dapat pembayaran
yang berupa devisa.
e.
dapat di adakan
spesialisasi produksi
Perdagangan internasional dapat mendorong setiap negara untuk mengadakan
spesialisasi produksi dengan memanfaatkan sumber daya alam, tenaga kerja,
modal, dan keahlian secara maksimal. Dengan demikian suatu negara akan memiliki
produk-produk unggulan sehingga dapat bersaing dengan produk-produk dari luar
negeri.
f.
mendorong
peningkatan jumlah produksi
Salah satu tujuan suatu negara melakukan perdagangan internasional yaitu
untuk memperluas pasar di luar negeri. Semakin luasnya pasar di luar negeri
dapat mendorong peningkatan produksi barang di dalam negeri. Dengan demikian
akan mendorong para pengusaha untuk menghasilkan barang produksi secara
besar-besaran.
g.
mempererat
hubungan persahabatan antar negara
Adanya perdagangan antarnegara, dapat mewujudkan hubungan di antara
negara-negara yang mengadakan perdagangan. Hubungan ini apabila terjalin dengan
baik dapat meningkatkan hubungan persahabatan di antara negara-negara tersebut.
Mereka dapat semakin akrab dan saling membantu bila mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan.
h.
mendorong
kemajuan (IPTEK)
Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara mempelajari
teknik produksi yang efisien. Adanya perdagangan internasional mendorong suatu
negara mengimpor teknik produksi yang lebih baik dari negara lain. Akibatnya,
tingkat produktivitas di dalam negeri semakin meningkat. Dengan perdagangan
internasional dapat membuka kemungkinan terjadinya alih teknologi dari negara
maju ke negara berkembang. Negara berkembang akan berupaya secara bertahap
mengurangi ketergantungan dengan negara maju melalui penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
i.
memperluas
pasar/ jaringan konsumen
Semakin luasnya pasar di luar negeri, maka barang atau jasa yang dihasilkan
juga semakin bertambah. Dengan meningkatnya hasil produksi, maka perusahaan
akan semakin banyak membutuhkan tenaga kerja. Hal ini dapat membuka kesempatan
kerja baru. Semakin luasnya kesempatan kerja maka pengangguran dapat dikurangi.
Perdagangan internasional membawa pengaruh yang cukup besar dalam
perekonomian Indonesia. Pengaruh tersebut ada yang bersifat positif, ada pula
yang negatif. Berikut ini beberapa dampak yang ditimbulkan dari pedagangan
internasional.
di pasar perdagangan besar atau
tingkat grosir diperjualbelikan berbagai jenis produk secara partai, bukan
enceran, misalnya beras, jagung, kedelai dan sebagainya. Perdagangan itu
terjadi secara fisik karena pembeli membutuhkan fisik barang, oleh karena itu
perdagangan tersebut disebut spot market. Apabila ada pedagang membeli
barang dengan motif utama untuk mrndapatkan “keuntungan” tnpa harus menerima
barang tersebut, maka tempatnya ada di perdagangan berjangka. Perdagangan
berjangka dapat dilaksanakan di forward market ataupun di commodity
exchange. Pembeli tersebut dapat mengambil posisi kontrak beli produk
beras, jagung atau kedelai dan lain-lain kemudian diselesaykan dengan cara reverse
trade. Yaitu mengambil posisi kontrak jual untuk produk yang sama sebelum
jatuh tempo tiba.[5]
C. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional dapat terjadi karena
beberapa faktor antara lain perbedaan sumber daya alam, selera, penghematan
biaya produksi, dan perbedaan teknologi.
- Perbedaan Sumber Daya Alam. Karena beberapa hal sumber daya alam memiliki setiap negara
berbeda-beda yang jarang suatu negara memiliki sumber daya alam yang
lengkap dalam memenuhi kebutuhannya, maka dari itu perdagangan
internasional digunakan untuk pertukaran pemenuhan kebutuhan. Contohnya
Indonesia yang banyak mengekspor tekstil ke Amerika Serikat karena sumber
daya alam indonesia yang harganya juga terbilang murah. Sebaliknya Amerika
Serikat mengimpor mobil ke indonesia karena amerika serikat dapat
memproduksi mobil dengan harga murah.
- Selera. Selera merupakan faktor penyebab terjadinya perdagangan internasional.
Contohnya indonesia yang menyukai apel australia. hal ini dapat terjadi
karena masyarakat indonesia lebih menyukai apel australia, padahal di
indonesia juga memiliki buah apel yang berada di malang dan tempat
lainnya, namun masyarakat indonesia lebih menyukai apel australia.
- Penghematan Biaya Produksi
(Efisiensi). Penghematan biaya
produksi memungkinkan terjadinya perdagangan internasional akibat dari
harga yang murah suatu barang negara lain karena negara lain memproduksi
dalam jumlah besar yang dapat diturunkan karna biasanya produksi dalam
jumlah besar akan lebih murah. Sebenarnya indonesia mampu memproduksi
barang yang canggih namun karena industri lokal yang belum mampu
berkembang yang membuat biayanya menjadi mahal.
- Perbedaan Tekonologi. Beberapa negara yang memiliki teknologi maju yang sebagian besar pula
negara belum mampu menerapkan teknologi maju. Negara dengan teknologi maju
mampu menjual barang dengan harga murah kepada negara yang memiliki
teknologi sederhana. Contohnya indonesia mengimpor mobil dari jepang
karena jepang memiliki teknologi pembuatan mobil yang maju.
D. Faktor Penghambat Perdagangan Internasional
Ada beberapa faktor yang dapat menjadi hambatan dalam
melakukan perdagangan internasional. Faktor-faktor penghambat perdagangan
internasional adalah sebagai berikut...
- Tidak Amannya Suatu Negara. Amannya suatu negara merupakan pertimbangan terjadinya
perdagangan internasional . Jika negara memiliki kondisi yang aman maka
para pedagang akan mendekat namun jika tidak maka pedagang akan beralih ke
negara yang lebih aman. Faktor keamanan yang memengaruhi para pedagang
untuk melakukan perdagangan internasional
- Kebijakan Ekonomi Internasional oleh
Pemerintah. Beberapa
kebijakan ekonomi suatu negara yang menghambat kelancaran perdagangan
internasional. Contohnya, pembatasan jumlah impor, pungutan biaya
impor/ekspor yang tinggi, perijinan yang berbelit-belit.
- Tidak Stabilnya Kurs Mata Uang Asing. Kurs mata uang asing yang tidak stabil membuat para eksportir maupun
importir mengalami kesulitan dalam menentukan harga valuta asing.
Kesulitan dari hal tersebut berdampak pula terhadap harga penawaran maupun
permintaan dalam perdagangan.[6]
Teori Perdagangan Internasional (makro)
Teori Klasik
Teori Klasik
1. Absolute Advantage dari Adam Smith
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan
pada besaran/variabel riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama
teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa
teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai
suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk
menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi
nilai barang tersebut (Labor Theory of value ).
Teori absolute
advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja, Teori
nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa
tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya factor
produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, factor produksi
tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas. dapat dijelaskan
dengan contoh sebagai berikut: Misalnya hanya ada 2 negara, Amerika dan Inggris
memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang
yakni gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika
membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit
gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan
2 unit.
Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
Produksi
|
Amerika
|
Inggris
|
Gandum
|
8
|
10
|
Pakaian
|
4
|
2
|
Dari tabel diatas nampak bahwa Amerika lebih efisien
dalam memproduksi gandum sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum
diperlukan 10 unit tenaga kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit. (10
> 8 ). 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di
Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan bahwa Amerika
memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki absolute
advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute advantage karena
masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara
absolut lebih rendah dari negara lain.
Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu
terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki keunggulan
absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini
meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara
yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak
ada keuntungan.
2. Comparative Advantage : JS Mill
2. Comparative Advantage : JS Mill
Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan
menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative
advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative
diadvantage(suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor
barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar ).
Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang
ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang
tersebut. Contoh :
Produksi 10 orang dalam 1 minggu
Produksi
|
Amerika
|
Inggris
|
Gandum
|
6 bakul
|
2 bakul
|
Pakaian
|
10 yard
|
6 yard
|
Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan
Inggris tidak akan timbul karena absolute advantage untuk produksi gandum dan
pakaian ada pada Amerika semua. Tetapi yang penting bukan absolute advantagenya
tetapi comparative Advantagenya.
Besarnya comparative advantage untuk Amerika , dalam produksi gandum 6 bakul disbanding 2 bakul dari Inggris atau =3 : 1. Dalam produksi pakaian 10 yard dibanding 6 yard dari Inggris atau 5/3 : 1. Disini Amerika memiliki comparative advantage pada produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1.
Besarnya comparative advantage untuk Amerika , dalam produksi gandum 6 bakul disbanding 2 bakul dari Inggris atau =3 : 1. Dalam produksi pakaian 10 yard dibanding 6 yard dari Inggris atau 5/3 : 1. Disini Amerika memiliki comparative advantage pada produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1.
Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul
disbanding 6 bakul dari Amerika atau 1/3 : 1. Dalam produksi pakaian 6
yard dari Amerika Serikat atau = 3/5: 1. Comparative advantage ada pada
produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1. Oleh karena itu
perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris, dengan spesialisasi
gandum untuk Amerika dan menukarkan sebagian gandumnya dengan pakaian dari
Inggris. Dasar nilai pertukaran (term of Trade ) ditentukan dengan batas – batas
nilai tujar masing – masing barang didalam negeri.
Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah
dapat menerangkan berapa nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran
dimana kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh teori absolute advantage.
COMPARATIVE COST DARI DAVID RICARDO
1. Cost Comparative Advantage ( Labor efficiency )
Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara
akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan
spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana Negara tersebut dapat
berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara
tersebut berproduksi relative kurang/tidak efisien. Berdasarkan contoh
hipotesis dibawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative advantage
dari David Ricardo adalah cost comparative advantage.
Data Hipotesis Cost Comparative
Negara Produksi
|
1 Kg gula
|
1 m Kain
|
Indonesia
|
3 hari kerja
|
4 hari kerja
|
China
|
6 hari kerja
|
5 hari kerja
|
Indonesia memiliki keunggulan absolute dibanding Cina
untuk kedua produk diatas, maka tetap dapat terjadi perdagangan internasional
yang menguntungkan kedua Negara melalui spesialisasi jika Negara-negara
tersebut memiliki cost comparative advantage atau labor efficiency.
Berdasarkan perbandingan Cost Comparative advantage efficiency, dapat
dilihat bahwa tenaga kerja Indonesia lebih effisien dibandingkan tenaga kerja
Cina dalam produksi 1 Kg gula ( atau hari kerja ) daripada produksi 1 meter
kain ( hari bkerja) hal ini akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi
produksi dan ekspor gula.
Sebaliknya tenaga kerja Cina ternyata lebih effisien dibandingkan tenaga
kerja Indonesia dalam produksi 1 m kain ( hari kerja ) daripada produksi 1 Kg
gula ( hari kerja) hal ini mendorong cina melakukan spesialisasi produksi dan
ekspor kain.
2. Production Comperative Advantage ( Labor produktifiti)
Suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika
melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut
dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara
tersebut berproduksi relatif kurang / tidak produktif.
Walaupun Indonesia memiliki keunggulan absolut dibandingkan cina untuk
kedua produk, sebetulnya perdagangan internasional akan tetap dapat terjadi dan
menguntungkan keduanya melalui spesialisasi di masing-masing negara yang
memiliki labor productivity. kelemahan teori klasik Comparative Advantage tidak
dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara 2 negara. Sedangkan
kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat
terjadi walaupun hanya 1 negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan
masing-masing dari negara tersebut memiliki perbedaan dalam cost Comparative
Advantage atau production Comparative Advantage.
Teori ini mencoba melihat kuntungan atau kerugian dalam perbandingan
relatif. Teori ini berlandaskan pada asumsi:
- Labor Theory of Value, yaitu bahwa
nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan
untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang yang ditukar
seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk
memproduksinya.
- Perdagangna internasional dilihat
sebagai pertukaran barang dengan barang.
- Tidak diperhitungkannya biaya dari
pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran
- Produksi dijalankan dengan biaya
tetap, hal ini berarti skala produksi tidak berpengaruh.
Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu , suatu negara akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jika mempunyai kerugian dalam memproduksi.
Paham klasik dapat menerangkan comparative advantage
yang diperoleh dari perdagangan luar negeri timbul sebagai akibat dari
perbedaan harga relatif ataupun tenaga kerja dari barang-barang tersebut yang
diperdagangkan.[7]
TEORI MODERN
Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk
mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah
secara intensif.
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan
perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.
Basis dari keunggulan komparatif adalah:
· Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu
negara.
· Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah
labor intensity atau capital intensity.
A. The Proportional Factors Theory
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O
menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost
yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva isoquant
yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori
ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu
titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal
atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis teori H-O :
Analisis teori H-O :
a) Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara
b) Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing
negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang
dimilkinya.
c) Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk memproduksinya
d) Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu
karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal
untuk memproduksinya
Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi
yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis
akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
B. Paradoks Leontief
Wassily Leontief
seorang pelopor utama dalam analisis input-output
matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan
fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor).
Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut
sebagai paradoks leontief
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan
ahli ekonomi perdagangan ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi
karena empat sebab utama yaitu :
·
Intensitas faktor produksi
yang berkebalikan
·
Tariff and Non tariff
barrier
·
Pebedaan dalam skill
dan human capital.
·
Perbedaan dalam faktor
sumberdaya alam
Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara
memiliki banyak tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak.
Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka
ekspornya akan lebih sedikit.
C. Teori Opportunity Cost
Opportunity Cost
digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC
) yang menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara
dengan sejumlah faktor produksi secara full employment. Dalam hal ini bentuk
PPC akan tergantung pada asusmsi tentang Opportunity Cost yang digunakan yaitu
PPC Constant cost dan PPC increasing cost.
D. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve
ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu
Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan
kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang
lainnya pada berbagai kemungkinan harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara
akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat
kepuasan yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
Kebijakan perdagangan internasional
Kebijakan perdagangan internasional merupakan salah
satu bentuk kebijakan ekonomi internasional. Kebijakan perdagangan
internasional adalah kebijakan yang mencakup tindakan pemerintah terhadap
rekening yang sedang berjalan (current account) daripada neraca pembayaran
internasional, khususnya tentang ekspor dan impor barang.
Kebijakan perdagangan internasional timbul karena
meluasnya jaringan-jaringan hubungan ekonomi antarnegara. Jadi, kebijakan
perdagangan internasional adalah segala tindakan pemerintah/negara, baik
langsung maupun tidak langsung untuk memengaruhi komposisi, arah, serta Bentuk
perdagangan luar negeri atau kegiatan perdagangan. Adapun kebijakan yang
dimaksud dapat berupa tarif, dumping, kuota, larangan impor, dan berbagai
kebijakan lainnya.
Secara umum kebijakan perdagangan internasional dapat
diuraikan sebagai berikut:
1)
Politik Proteksi
Politik proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk
melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dan
persaingan-persaingan barang-barang impor.
Tujuan kebijakan proteksi adalah:
·
memaksimalkan produksi dalam
negeri;
·
memperluas lapangan
kerja;
·
memelihara tradisi
nasional;
·
menghindari risiko yang
mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu komoditi andalan;
·
menjaga stabilitas
nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika bergantung pada negara lain.
Proteksi dapat dilakukan melalui kebijakan berikut ini.
a. Tarif dan Bea Masuk
Tarif adalah suatu pembebanan atas barang-barang yang
melintasi daerah pabean (costum area). Sementara itu, barangbarang yang masuk
ke wilayah negara dikenakan bea masuk.
Dengan pengenaan bea
masuk yang besar atas barangbarang dari luar negeri, mempunyai maksud
memproteksi industri dalam negeri sehingga diperoleh pendapatan negara. Bentuk
umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor dengan persentase tertentu dari
harga barang yang diimpor.
Akibat dari pengenaan tarif akan tampak sebagaimana berikut ini :
Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu:
1. bea ekspor(export duties). adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang
yang diangkut menuju negara lain (di luar costum area).
2. bea transito (transit duties) adalah
pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui batas wilayah
suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara lain;
3.
bea impor (import
duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam
suatu negara (tomarea).
b. Pelarangan impor
pelarangan impor adalah
kebijakan pemerintah untuk melarang masuknya barang-barang dari luar negeri,
dengan tujuan untuk melindungi produksi dalam negeri dan meningkatkan produksi
dalam negeri.
c.
Kuota atau Pembatasan
Impor
Kuota adalah kebijakan
pemerintah untuk membatasi barang-barang yang masuk dari luar negeri. Secara
grafik akan tampak dalam:
Tujuan diberlakukannya kuota impor di antaranya:
a. mencegah barang-barang yang penting berada di tangan negara lain;
b. untuk menjamin tersedianya barang-barang di dalam negeri dalam proporsi
yang cukup;
c. untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna mencapai
stabilitas harga di dalam negeri.
d. Subsidi
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk membantu
menutupi sebagian biaya produksi per unit barang produksi dalam negeri.
Sehingga produsen dalam negeri dapat menjual barangnya lebih murah dan bisa
bersaing dengan barang impor.
e. Dumping
Dumping adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan
diskriminasi harga, yakni produsen menjual barang di luar negeri lebih murah
daripada di dalam negeri.
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
·
kekuatan monopoli di
dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga kurva permintaan di
dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri.
·
terdapat hambatan yang
cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat membeli barang dari luar
negeri.
Keterangan:
Seperti diketahui bahwa laba maksimum diperoleh pada saat kurva MC sama
dengan kurva MR. MC sama dengan MR di pasar dalam negeri yang dicapai pada
kuantitas produksi OQ1, dan pasar luar negeri dicapai pada kuantitas produksi
OQ2. Oleh karena kurva permintaan di kedua pasar memiliki kecuraman yang
berbeda, di mana harga pasar dalam negeri adalah OP2 sementara harga di pasar
luar negeri setinggi OP1, sehingga permintaan di pasar dalam negeri relatif
lebih inelastis dibandingkan dengan pasar di luar negeri, karena kurvanya lebih
curam. [8]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1)
Perdagangan
internasional adalah kegiatan ekspor dan impor antar negara.
2)
Devisa adalah
semua alat pembayaran yang di terima di luar internasional sebagai alat
pembayaran.
3)
Kegiatan jual
beli barang di dalam negeri tidak menimbulkan masalah alat tukar karena
menggunakan mata uang yang sama.
4)
Kita harus
bekerja sama dengan negara-negara lain untuk saling tukar mrnukar dalam bidang
produksi.
5)
Semakin
berkembangnya perekonomian suatu negara semakin banyak pula kebutuhan
masyarakatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Michel p tandoro dan Stephen C,smith
PEMBANGUNAN EKONOMI/edisi ke Sembilan/jilid 2 hal.79
Faisal basri dan haris munawar,
dasar-dasar ekonomi internasional. Edisi pertama,cet ke-1 (jakarta: kencana,
2010)., hlm 32-33.
M.L, jhingan, ekonomi pembangunan
dan perencanaan. (jakarta utara : februari, 2002). Hlm, 448-449.
Mohamad samsul ,pasar berjangaka
komoditas dan derivative (jakarta:salemba empat, 2010) hlm.25
Kindarto, hartatik,2014.IPS ekonomi
kelas IX Mojokerto: CV sinar Mulya Puataka. Hal 92-93
Kindarto, hartatik,2014.IPS ekonomi kelas IX Mojokerto: CV sinar
Mulya Puataka. Hal 92-93
Faisal
basri dan Haris munandar. dasar-dasar ekononomi internasional.
(Jakarta:kencana, 2010). hlm, 137-138.
N.
Greory mankiw, Pengantar ekonomi makro, (selemba empat-surabaya:2014). hlm.
132-133.
Michael
P.todaro dan Stephen C.smith. pembangunan ekonomi/edisi kesembilan/jilid 2.
tahun 2006. hlm 93-94.
[2]
Faisal basri dan haris munawar, dasar-dasar ekonomi internasional. Edisi
pertama,cet ke-1 (jakarta: kencana, 2010)., hlm 32-33.
[4]
M.L, jhingan, ekonomi pembangunan dan perencanaan. (jakarta utara : februari, 2002).
Hlm, 448-449.
[7]Faisal basri dan Haris
munandar. dasar-dasar ekononomi internasional. (Jakarta:kencana, 2010). hlm,
122-123.
[8]Faisal basri dan Haris
munandar. dasar-dasar ekononomi internasional. (Jakarta:kencana, 2010). hlm,
158-159.




No comments
Post a Comment