Beranda MAKALAH PENGUKURAN RESIKO MAKALAH PENGUKURAN RESIKO
MAKALAH PENGUKURAN RESIKO
"MAKALAH PENGUKURAN RESIKO"
A.
Pendahuluan
Berbagai macam risiko, seperti risiko terkena banjir
dan lain sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika
risiko-risiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal. Risiko dikaitkan dengan
kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi. Oleh karena itu risiko sangat perlu diolah karena risiko
mengandung biaya yang tidak sedikit. Bayangkan suatu kejadian dimana suatu
perusahaan sepatu yang mengalami kebakaran. Kerugian langsung dari peristiwa
tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang terbakar (misalnya gedung,
material, sepatu setengah jadi, maupun sepatu yang siap untuk dijual). Namun
juga dilihat kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya
perusahaan selama beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas. Akibat lainnya
adalah macetnya pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor karena
terhentinya arus kas yang akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan
baik perusahaan dengan partner bisnis tersebut.
Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui
manajamen risiko. Peran dari manajemen risiko diharapkan dapat mengantisipasi
terjadinya risko yang sangat berlebihan yang dapat membuat perusahaan gulung
tikar, oleh sebab itu kita perlu melakukan hal-hal yang lebih terarah, salah
satunya dengan mengukur dimensi risiko yang akan terjadi pada diri sendiri pada
kasusnya dan perusahaan pada umumnya.
B.
Konsep
Pengukuran Risiko
1.
Definisi
pengukuran risiko
pengukuran risiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya
risiko yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya
risiko yang dihadapi perusahaan serta dampak dari risiko terhadap kinerja
perusahaan, sekaligus melakukan prioritisasi risiko, yang mana yang paling relevan.
Pengukuran risiko dilakukan dengan cara memperkirakan
seberapa besar tingkat kerugian (kerusakan) dan probabilitas terjadinya suatu
kejadian sangatlah subjektif serta lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Kesulitan dalam pengukuran risiko adalah
menentukan kemungkinan terjadi suatu risiko karena informasi statistik tidak
selalu tersedia untuk beberapa risiko tertentu. Selain itu, mengevaluasi
dampak severity (kerusakan) seringkali cukup sulit untuk aset immaterial.
Dampak adalah efek biaya, waktu, dan kualitas yang dihasilkan oleh suatu
risiko. Setelah mengetahui probabilitas dan dampak dari risiko, kita dapat
mengetahui potensi atas risiko tersebut. [1]
Pengukuran risiko adalah keputusan penting yang harus
dilakukan oleh manager keuangan atau chief
financial officer (CFO) yang mencakup keputusan investasi (investment decision) dan keputusan
pendanaan (financial decision). Dalam memasuki pasar, yang
kondisi persaingannya sangat ketat, kedua keputusan tersebut harus selalu
diupayakan efektif dan efisien karena dapat mengakibatkan biaya tetap. Biaya
tetap yang timbul dari keputusan investasi disebut biaya tetap operasi,
sedangkan biaya tetap yang ditimbulkan dari keputusan pendanaan disebut biaya
tetap pendanaan. Penggunaan biaya tetap yang diupayakan untuk meningkatkan laba
disebut leverage
Dengan demikian, ada dua leverage, yaitu leverage operasi dan leverage pendanaan. Dilihat dari
sifatnya, biaya tetap menunjukkan biaya yang besarnya tidak dipengaruhi atau
tidak berubah meskipun volume penjualan atau produksi mengalami perubahan.[2]
2.
Jenis
risiko pada leverage
a. Risiko
leverage operasi
Keputusan
leverage operasi menunjukkan keputusan investasi yang menggunakan biaya
tetap operasi oleh perusahaan. Leverage
operasi dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar penggunaan biaya tetap
operasi dalam suatu perusahaan. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tetap
operasi, antara lain gaji pegawai, biaya asuransi, depresiasi gedung dan
peralatan.
b. Risiko
leverage pendanaan
Keputusan leverage pendanaan menunjukkan keputusan
pendanaan yang mengakibatkan adanya biaya tetap pendanaan. Biaya tetap tersebut
berupa bunga untuk pendanaan dengan utang, dan dividen untuk pendanaan dengan
saham preferen.
c. Risiko
leverage total
Leverage
total merupakan kombinasi antara leverage
operasi dan leverage pendanaan. Leverage total digunakan untuk melihat
kemampuan perusahaan dalam penggunaan biaya tetap, baik biaya tetap operasi
maupun biaya tetap pendanaan.
3.
Dimensi
risiko yang diukur
Dimensi
yang harus diukur yang berkenaan dengan dua dimensi risiko, yaitu:
a. Frekuensi
atau jumlah kerugian yang akan terjadi
b. Keparahan
dari kerugian tersebut
Dengan
melakukan pengukuran tersebut, dapat diketahui hasil dari identifikasi
tersebut, yaitu:
a. Rata-rata
nilainya dalam periode anggaran
b. Variasi
nilai dari suatu periode anggaran ke periode anggaran sebelum dan berikutnya
c. Dampak
keseluruhan dari kerugian itu jika kerugian tersebut ditanggung sendiri
Bebapa
hal yang perlu diperhatikan dalam dimensi pengukuran tersebut, antara lain:
a. Memperhitungkan
semua tipe kerugian yang dapat terjadi, terutama dalam kaitannya dengan
pengaruhnya terhadap situasi finansial perusahaan
b. Memerhatikan
orang, harta kekayaan atau exposures
yang lain, yang tidak terkena peril
c. Akibat
akhir dari peril terhadap kondisi finansial perusahaan lebih parah daripada
yang diperhitungkan, antara lain akibat tidak diketahuinya atau tidak
diperhitungkannya kerugian-kerugian tidak langsung.
d. Dalam
mengestimasi adanya kerugian penting pula diperhatikan jangka waktu dari suatu
kerugian, di samping nilai rupiahnya.
4.
Menentukan
tingkat kerugian (keparahan)
Dalam menentukan keparahan kerugian, manager harus berhati-hati
untuk memasukkan semua kerugian yang mungkin dapat terjadi sebagai akibat
peristiwa tertentu, beserta dampaknya yang terakhir terhadap keuangan
perusahaan yang bersangkutan.kerugian rata-rata ini dapat dibandingkan dengan
premi asuransi yang harus dibayar jika perusahaan itu meminta perlindungan asuransi.[3]
C.
Pengukuran
Risiko dengan Distribusi Probabilitas
1. Macam
distribusi probabilitas
Tiga macam
distribusi probabilitas memperhatikan outcome yang mungkin untuk :
1.
Total
kerugian per tahun (atas per periode budget)
2.
Banyaknya
kejadian per tahun.
3.
Kerugian
per kejadian
Untuk menggambarkan ketiga
jenis probabilitas itu, kita akan mempertimbangkan contoh tentang kerugian
tabrakan mobil :
a.
Total
kerugian harta langsung (tidak termasuk kerugian net income, liability loss, atau personal) yang mungkin dialami
perusahaan yang disebabkan oleh tabrakan armada atau pengangkutan.
b.
Banyaknya
tabrakan per tahun
c.
Total
kerugian harta per tabrakan
Contoh ini berkenaan dengan
satu jenis kerugian untuk semua unit yang dihadapkan pada kerugian dengan satu
penyebab (tabrakan). Distribusi probabilitas bisa di bangun untuk berbagai
kombinasi dari pada :
1.
Jenis
kerugian
2.
Unit-unit
yang mengalami exposure
3.
Penyebab
kerugian
Misalnya kehilangan harta
sementara dalam pengangkutan karena dicuri orang, kerugian tanggung-gugat yang
timbul karena kelalian, dan seterusnya. Dalam prakteknya manajer resiko tidak
harus mempertimbangkan semua kombinasi yang mungkin. Biasanya ia akan
mempelajari dan menangani secara terpisah ketiga jenis utama kerugian (harta
meliputi laba bersih, tanggung-gugat, dan personil) semua unit dari pada suatu
klas tertentu produk, mobil dan sebagainya) dan beberapa peril utama (seperti
kebakaran, peledakan, kelalaian atau kematian) atau semua penyebab yang
bersifat terjadinya secara kebertulan, kecuali yang khusus tidak termasuk ke
dalamnya.
Dalam menentukan kerugian yang
mungkin yang harus dimasukkan dalam distribusi probabilitas dari pada total
kerugian per kejadian, manajer resiko seharusnya memasukkan semua jenis
kerugian yang boleh jadi bisa terjadi sebagai akibat event tertentu,
mempertimbangkan dampak keuangan terakhir dari pada setiap kerugian, ingat
bahwa lebih dari satu unit bisa terkena oleh satu kejadian tunggal, dan gunakan
nilai yang didiskontokan untuk kerugian-kerugian yang disebarkan atas periode
yang di perpanjang. Disamping itu manajer resiko seharusnya mengenal komplikasi
yang sampai saat ini masih diabaikan yaitu bahwa sebagian exposure units bisa mengalami lebih dari satu kerugian per periode
budget. Misalnya sebuah mobil mungkin mengalami lebih dari satu kali tabrakan
per tahun.
Akhirnya untuk kebanyakan keputusan manajemen resiko, sebaiknya juga
membangun distribusi probabilitas untuk total kerugian sesudah pajak dan
distribusi probabilitas kerugian sesudah pajak pada setiap kejadian.
2.
Teknik Pengukuran Risiko
a.
konsep
probabilitas
Dalam menjelaskan konsep
mengenai “sample space” (lingkungan kejadian) dan “event” suatu
kejadian/peristiwa. Bayangkanlah suatu set, S dari kemungkinan kejadian atau
hasil dari suatu keadaan tertentu. Set, S tersebut mungkin saja berupa daftar
dari jumlah tabrakan kendaraan di suatu wilayah tertentu, tahun tertentu. Set
seperti inilah yang kita sebut dengan ‘sample space’ dari kejadian atau
peristiwa yang kita amati. Set yang lain mungkin saja berupa daftar dari
orang-orang berusia 25 tahun yang meninggal dunia disuatu daerah tertentu
minsalnya saja daerah Sumatra Barat atau mungkin juga berupa daftar dari kapal yang
tenggelam ketika berlayar di Samudera Indonesia. [4]
Rumus konsep probabilitas
P (E) =
probabilitas terjadinya event
E = sub
set atau event
S =
sample space atau set
W = bobot
dari masing-masing event
b.National risiko diukur berdasarkan nilai eksposur
Contohnya, pengukuran risiko
kredit dengan metode national. Jika perusahaan meminjamkan uang kepada pihak
lain senilai Rp. 2 miliar, besarnya risiko kredit berdasarkan pendekatan
national adalah Rp2 miliar.
a.
Sensitivitas
risiko diukur berdasarkan seberapa sensitive suatu ekposur terhadap perubahan
faktor penentu. Contoh paling popular adalah risiko aset keuangan atau
sekuritas, yang diukur berdasarkan sensitivitas tingkat pengembalian (return) aset yang bersangkutan terhadap
perubahan tingkat pengembalian pasar
b.
Volatilitas
risiko diukur berdasarkan seberapa besar nilai eksposur berfluktuasi. Ukuran
yang umum adalah standard deviasi. Semakin besar standard deviasi suatu
eksposur, semakin berfluktuasi nilai eksposur tersebut, yang berati semakin
berisiko eksposur atau aset tersebut
c.
Pendekatan
VaR (valu at risk), risiko diukur
berdasarkan kerugian. Maksimum yang bias terjadi pada suatu aset atau investasi
selama periode tertentu, dengan tingkat keyakinan (level of confidence)
tertentu.
d.
Matriks
frekuensi dan sifnifikansi risiko, teknik pengukuran yang cukup sederhana
(tidak terlalu melibatkan kuantifikasi yang rumit) adalah mengelompokkan risiko
berdasarkan dua dimensi yaitu frekuensi
dan signifikansi.
Ada dua hal dalam proses tersebut, yaitu sebagai
berikut:
1)
Mengembangkan
standar risiko
Menetapkan
standard tersebut untuk risiko yang telah diidentifikasi. Analisis scenario,
kemampuan manajer/perusahaan untuk memprediksi sesuatu yang akan terjadi, dan
besarnya kerugian yang diperoleh.
2) Example
Teknik pengukuran
berbeda tingkat kecanggihannya, dalam arti berbeda tipe risiko, berbeda juga
teknik yang digunakan.
3.konsep
probabilitas
Pengukuran kerugian menyangkut
kemungkinan (probabilitas) dari kerugian potensial. Dalam mengukur risiko,
manajer risiko harus memahami konsep probabilitas tersebut sehingga strategi
yang diterapkan akan tepat.
Secara umum, probabilitas
adalah “kesempatan/kemungkinan terjadinya suatu kejadian” atau “kemungkinan
jangka panjang terjadinya sesuatu”.
a.
Aksioma
definisi probabilitas
Probabilitas
adalah suatu nilai/rangka yang besarnya berkisar antara 0 sampai 1, yang
diberikan pada tiap-tiap event .
jumlah hasil penambahan keseluruhan probabilitas dari event-event yang saling
pilah dalam sample space adalah 1. Probabilitas suatu event yang terdiri atas
sekelompok event yang saling pilah dalam suatu set merupakan hasil penjumlahan
dan tiap-tiap probabilitas yang terpisah.
b.
Nilai
harapan (expected value)
Expected value dari suatu event
dapat ditentukan dengan membuat table untuk hasil-hasil yang mungkin diperoleh
dari menilai masing-masing hasil tersebut berdasarkan probabilitasnya. Dengan
menjumlahkan masing-masing event akan
diperoleh expected value nya.
D. pengukuran risikio dengan
pendekatan statistika
1.
pengukuran
resiko bisnis
Berkaitan dengan adanya keputusan leverage operasi,
perusahaan akan menanggung risiko, yang disebut risiko bisnis. Dalam pendekatan
statistika, risiko bisnis diartikan sebagai variabilitas laba operasi atau laba
sebelum bunga dan pajak (earning before interest and tax-EBIT).
Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah variabilitas
penjualan, variabilitas biaya operasi, dan leverage operasi. Jika ketiga faktor
variabilitas tersebut meningkat, risiko bisnis juga meningkat. Sebaliknya, jika
ketiga variabilitas tersebut menurun, risiko bisnis juga menurun. Jika manajer
keuangan perushaan menginginkan risiko bisnis berkuranhg, tindakan yang
dilakukan adalah menstabilkan penjualan, menstabilkan biaya operasi, dan
menutrunkan leverage operasi.
2.
pengukuran
riskio pendanaan
Karena menggunakan biaya pendanaan tetap, perusahaan
sering menghadapi risiko pendanaan. Risiko pendanaan adalah tambahan risiko
sebagai akibat perusahaan menggunakan pendanaan dengan hutang dan/atau dengan
saham preferen. Risiko pendanaan dapat dicari dengan rumus: koefesien variasi
EPS.
Risiko pendanaan memungkinkan terjadi keadaanyang
membuat perusahaan tidak dapat menutup biaya tetap pendanaan yang berupa bunga
utang jangka panjang (obligasi)
dan/atau dividen saham preferen. Apabila penggunaan perdanaan dengan obligasi
atau saham preferen semakin meningkat, risiko pendanaan yang ditanggung
perusahaan juga seamkin tinggi adanya biaya tetap pendanaan yang semakin tinggi
pula.
3.
pengukuran
risiko total
Risiko total sama dengan risiko bisnis tambah risiko
pendanaan. Jumlah risiko bisnis dan pendanaan membentuk risiko keseluruhan
perusahaan. Risiko perusahaan yang tinggi mengarahkan perusahaan ke dalam insolvency. Insolvency yang terjadi pada suatu perusahaan dapat mengakibatkan
perusahaan tersebut dilikuidasi.
Apabila kondisinya sedemikian buruk sehingga suatu
dengan perusahaan terpaksa harus
dilikuidasi, pemegang saham biasa mempunyai posisi yang sangat lemah dan kecil
kemungkina untuk mendapatkan laba.
E. pengukuran risiko dengan
pendekatan pasar
Total risiko portofolio terdiri atas dua komponen,
yaitu risiko sistematis dan risko tidak sistematis. Beta adalah menunjukkan
risiko sistematis. Bera perusahaan dapat digunakan untuk mengukur risiko
bisnis, risiko pendanaan, risiko dalam kaitan dengan penggunaan leverage risiko
dan total leverage, terlebih risiko sistematis.
Risiko sistematis memengaruhi semua sekuiritas
walaupun dalam tingkat yang berbeda. risiko sistematis adalah risiko yang
terjadi karena pengaruh pasar secara keseluruhan. Misalnya, perubahan keadaan
perekonomian secara umum, pengaruh kebijakan fiscal dan moneter, inflasi,
perubahan situasi pasar minyak.
Adapun risiko tidak sistematis adalah risiko yang unik
terdapat pada suatu perusahaan atau industri tertentu. Risiko tidak sistematis
meliputi faktir pada suatu perusahaan , misalnya gagap teknologi, pengembangan
produk baru, dan kegiatan-kegiatan lain yang unik pada suatu perusahaan.
F. Penutup
Dimensi yang diukur
meliputi frekuensi atau jumlah kerugian yang akan terjadi dan keparahan dari
kerugian tersebut. Dalam menentukan tingkat kerugian merupakan hak progatif
dari seseorang manager risiko.
Pengukuran risiko dengan distribusi
probabilitas diawali dengan menggunakan konsep sample space dan event. Tafsiran
yang pertama yaitu timbulnya tafsiran tentang probabilitas dan penafsiran yang
kedua sangat berfaedah dalam menetapkan tindakan yang diambil berkenaan dengan eksposure tersebut.
G. Daftar Pustaka
Suswinarno.
2012. Aman dari Risiko dalam Pegadaan Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta:
Visimedia.
Mulyawan
Setia. 2015. Manajemen Risiko. Bandung: CV Pustaka Setia.
Darmawi
Herma. 2013. Manajemen Risiko.
Jakarta: Bumi Aksara.
No comments
Post a Comment